Selasa, 14 Juni 2011

OLEH-OLEH DARI MARGAWATI

OLEH-OLEH DARI MARGAWATI
Oleh : Maryana Ahmad
Koorkot Kota Bekasi

Forum BKM kecamatan Bekasi Utara, terus berbenah. Tidak mau ketinggalan dengan Forum BKM Kecamatan Jati Asih dan Pondok Gede yang sudah lebih dulu bergerak aktif. Melalui beberapa kali pertemuan dengan tema yang beragam, dicetuskan sebuah gagasan untuk melakukan study tour. Terpilihlah Kelurahan Margawati di Kecamatan Garut Kota sebagai tempat yang akan dituju. Kelurahan Margawati merupakan penerima ND tahun 2009.
Semula direncanakan akhir Maret, kegiatan akhirnya digelar pada 9 dan 10 April 2011. Pada pukul 8.00 WIB, Bis Metropolitan dengan penumpang sekitar 60, meluncur dari halaman kantor kecamatan Bekasi. Selain BKM dari 5 kelurahan, turut serta dalam rombongan adalah Tim 2, Pokja PAKET, Staf PJOK dan TA CB OC 4. Peserta dari BKM berasal dari kelurahan Harapan Baru, Harapan Jaya, Marga Mulya, Perwira dan Kali Abang. TA CB OC 4, Bu Imas, dijemput di Cileunyi. (Maklum, TA yang satu ini mantan preman. Suka cegat kendaraan di tengah jalan. Piiiiiiiis).
Setengah jam setelah adzan Dzuhur, kami tiba di TKP. Eit, belum. Baru 2/3 perjalanan. Sekitar satu jam lagi perjalanan yang harus ditempuh. Seluruh rombongan segera turun dari bis. Hal pertama yang kami terima, bis tidak dapat parkir di lapangan. Bis harus turun dan parkir di ujung jalan Margawati. Hal kedua, sebuah truk sudah disiapkan untuk membawa kami ke TKP sebenarnya.  
Perjalanan yang cukup mendebarkan. Jalanan yang meliuk dan menikung plus sempit, bahkan di beberapa titik berpapasan dengan kendaraan lain. Tanjakan yang terjal, turunan yang curam, dahan dan ranting yang melintang di tengah jalan, mendorong seluruh peserta untuk teriak atau bergerak replek untuk menghindar. Satu jam kemudian, setelah badan cukup terguncang, uuuugh…..akhirnya sampai juga. Persis di depan sebuah lapangan sepakbola yang berdampingan dengan kantor BKM Margawati.
Selepas berjabat tangan dan disambut pribumi, seluruh rombongan langsung menikmati nasi yang telah disiapkan. Bertempat di sisi timur lapangan dan di atas bale bambu plus pandangan dapat ditebar ke sekitar lembah, santap siang terasa mantaaaaaab. Sebuah gagasan yang bagus, lapangan sepakbola menjadi media promosi dengan mengundang tim dari luar Garut. Melakukan sepakbola Tarkab (Antar Kabupaten) atau Tarkot (Antar Kota), pengembangan dari Tarkam (Antar Kampung). Istilah yang dipaksakan. Hehe.
Pukul 14.30 WIB, seluruh peserta memasuki kantor BKM. Pandangan pertama tertuju pada maket ND. Memasuki ruangan berikutnya, hamper seluruh dinding dapat berbicara. Berisikan berbagai informasi kegiatan PNPM MP, PAKET dan ND. Sebuah laptop dan infocus sudah terpasang. Berbagai hidangan tradisional telah tersaji. Ada opak, wajit, gula aren, dodol, singkong dan rangginang.
Acara diawali pembukaan oleh Sekretaris BKM Margawati. Dilanjutkan sambutan Lurah. Sambutan berikutnya dari Koordinator FBKM Kecamatan Garut Kota, Pa Hardiman.

“Sejak awal kita berkomitmen untuk menjadi relawan. Cap relawan akan terus tertanam dan harus terus tertanam. Relawan pantang mengeluh. Itulah buah dari pengabdian. Nilai-nilai kebaikan seolah tumbuh. Bahkan seperti ada yang baru, yaitu Budaya PNPM. Melalui PNPM, kami berupaya menghilangkan budaya aing-aingan”teduh nian sambutan Pa Herdiman.
“Saya yakin, rekan-rekan dari Bekasi menikmati perjalanan dengan truk menuju Margawati..”lanjut Pa Herdiman yang langsung ditimpali dengan tawa dari rombongan Bekasi Utara. “Silaturahim sangat penting untuk dilakukan. Jika dapat, saling mengunjungi.”
“Ya, Pa. Kami tunggu kunjungan BKM Garut di Kota Bekasi…”celetuk Marhawi, UPL BKM Perwira.
Suasana yang akrab dan renyah, berlangsung dari awal hingga acara berakhir. Ada jeda serius manakala Koordinator BKM Margawati memaparkan capaian ND dengan tajuk ULIN KA MARGAWATI. Sebuah pembelajaran sedang berproses secara menyeluruh. Selepas itu, acara dilanjutkan dengan tanya jawab. Acara ditutup dengan penyerahan cendera mata dari kedua belah pihak. BKM Margawati menyerahkan miniatur Domba Garut. Sementara dari FBKM Bekasi Utara menyerahkan piagam.
Selepas acara di kantor BKM, seluruh peserta meninjau usaha kerajinan bulu mata yang dikelola oleh Gapoktan Sinartani. Kemudian meninjau ternak domba adu, ternak sapi, mengunjungi wisata lele dan berburu opak khas Garut. Seluruh peserta mesti 2 kali naik turun truk untuk mengunjungi tempat tersebut.
Oleh-oleh sudah didapat. Ada kripik, pisang, topi dan miniatur Domba Garut. Ada jabat tangan, senyum, tawa dan canda. Bahkan ada harapan, impian dan doa. Moga wisata edukasi di Margawati akan berbuah perubahan bagi seluruh pelaku PNPM di Kota Bekasi. Perubahan menuju perbaikan.




Keterangan :
1.       Bersiap diri sebelum dibawa truk menuju Mardawati.
2.       Menyimak paparan “Ulin Ka Margawati”.
3.       Bertukar cendera mata

Prasasti Kebaikan

PRASASTI KEBAIKAN
Kamis, 24 Maret 2011, aku dan teman-teman mendampingi Pokja untuk monitoring PAKET III. Monitoring dilakukan sejak 21 Maret 2011, mencakup 15 PAKEM yang tersebar di 8 kecamatan. Kelurahan Jatisari Kecamatan Jati Asih dengan 2 PAKEM, menjadi penutup dari seluruh rangkaian monitoring tersebut. 

Dalam monitoring, Pokja melakukan pemeriksaan terhadap RPD, LPD, dokumentasi dan berkas lainnya. Kegiatan PAKET III di kelurahan Jatisari dilaksanakan oleh PAKEM Griya Mandiri dengan kegiatan rehab rumah dan PAKEM Marga Mandiri dengan kegiatan rabat beton. Terjadi dialog yang berjalan secara imbang di antara kedua belah pihak. Pokja mengajak dan memberikan motivasi pada PAKEM untuk berbuat yang terbaik bagi nangkis dan pembangunan di wilayahnya. Selepas pemeriksaan secara administratif, diskusi ringan dan saling mengkritisi, kegiatan monitoring dilanjutkan dengan tinjauan lapangan.

Selepas monitoring, Pak Subayono, koordinator BKM Bakti Mandiri, meminta kami untuk meluangkan sedikit waktu. Berdialog dan berdiskusi menindaklanjuti monitoring yang telah dilakukan Pokja.

Sedikit kaget, aku menyambar kalender meja produk sebuah bank. Kalender meja tersebut terdiri dari 6 lembar. Masing-masing lembar memuat tanggal untuk 2 bulan di satu sisi dan sebuah photo di sisi lainnya. Kecuali lembar ke-6 yang sisi lainnya memuat Tahun 2012. Pada lembar yang berisi gambar, terdapat kalimat yang cukup menarik dan layak untuk disampaikan dalam forum tersebut.

“Perjalanan kita selama hampir 2 tahun, mudah-mudahan ada buahnya. Pasca Maret ini, Tim Advanced tidak ada. Tapi orang Advanced tetap ada. Apa yang telah kami lakukan,  mudah-mudahan bermanfaat bagi BKM dan warga Jatisari”

“Pembelajaran kita, layaknya apa yang ada dalam kalender ini”,lanjutku. “Satu, kita harus rendah hati dan senantiasa berbagi. Dua, keseimbangan adalah kunci kesuksesan. Tiga, pentingnya harmonisasi. Empat, pererat kerjasama untuk mencapai sukses bersama. Lima, mengawali hari dengan selalu bersemangat”.  

Usai aku, tiba bagi Zaenal Arifin (Fasilitator CD), untuk menyampaikan sebuah pesan. “Kebersamaan kita selama ini dan apa yang telah kita perbuat, semoga adalah ukiran indah dalam sebuah prasasti yang menyiratkan catatan kebaikan”.

Berani Gagal

BERANI GAGAL
Dua kali bertandang ke Hotel Bidakara, menghadirkan nuansa yang berbeda. Kunjungan pertama pada 11 September 2008 dan kunjungan kedua pada 15 Maret 2011.    
Acara pertama diikuti seluruh pelaku dan penanggung jawab PNPM Mandiri Perkotaan dari tingkatan pusat sampai kota/kabupaten. Acara dihadiri seluruh RM, TL, Koorkot dan Askot CD. Bahasannya tunggal, perhitungan dan percepatan penyerapan BLM. Sasaran tembak lebih banyak diarahkan pada TL. Bidikan dilanjutkan oleh TL bersama Satker dan RM kepada Koorkot dan Askot dalam diskusi kecil di intern masing-masing KMW. Acara berjalan formal, biasa dan tidak terlalu menguras emosi. Saya hadir sebagai bagian dari sosok seorang ‘koorkot’.
Acara kedua diikuti berbagai pelaku dan pemerhati pemberdayaan dari berbagai program, lembaga dan daerah. Peserta yang hadir lebih dari 200 orang. Satu di antara peserta adalah Pak Sumardijono (61 tahun) selaku koordinator LKM Durenjaya kecamatan Bekasi Timur Kota Bekasi. Bapak dari 4 anak ini, hadir sebagai narasumber dalam Seminar Nasional Reinventing Pemberdayaan Masyarakat Menuju Indonesia Masa Depan. Pak Sumardijono akan tampil dengan materi “Program Pemberdayaan dan Pembangunan Institusi Berbasis Komunitas” – Best Practise, Prospektus dan Dilematikanya.
Memasuki ruang Binakarna dan kemudian duduk di barisan pertama, badan terasa beda. Bergetar. Lutut gemetaran. Mungkin pengaruh AC. Setengah jam dan 1 jam kemudian, badan  masih tetap gemetaran. Detak jantung juga lebih cepat. Emosi mulai terlibat. Rupanya perlu sosok lebih untuk hadir dalam acara tersebut.
Seminar dimulai pukul 9.30 WIB dengan Diskusi Panel Pertama yang menghadirkan 3 narasumber. Diawali oleh Prof Dr. Robert. M.Z. Lawang, kemudian Prof. Dr. Gunawan Sumodiningrat dan diakhiri oleh Emha Ainun Nadjib. Materi tentang Mazhab, Flatform dan Teologi pemberdayaan yang disampaikan oleh para nasumber, memberikan tambahan pengetahuan dan menenangkan badan ini yang terduduk di kursi ke-7.
Pada Diskusi Panel Kedua dengan 4 narasumber dan salah satunya adalah Pak Sumardijono, dimulai pukul 13.15 WIB. Nuansa itu hadir kembali. Lutut sedikit bergetar. Emosi mulai bergerak. Ritme jantung meningkat. Beberapa menit kemudian, manakala memperhatikan Pak Sumardijono, suasana berangsur ke titik normal. Bapak dengan 7 cucu itu, duduk dengan tenang bersama 3 narasumber lainnya. Tak tersirat gugup. Pa Sumardijono tampil cool.
Selepas narasumber pertama dan kedua, materi berikutnya disampaikan oleh Pak Sumardijono. Waktu yang diberikan moderator hanya 20 menit. Slide mulai ditampilkan operator. Suara Pak Sumardijono yang lembut mulai menyeruak memenuhi ruangan. Setelah sedikit pengantar dan tegur sapa, yang muncul kemudian adalah petaka. Pak Sumardijono terlalu fokus pada hardcopy. Slide sama sekali tidak diliriknya. Materi disampaikan secara tidak berurut. Slide yang tayang di layar, tidak beranjak. Tetap di halaman 1.
Lutut kembali bergetar. Sedikit emosi. Selanjutnya tak terkendali. Beberapa kali wajah disapu kedua telapak tangan. Jari mulai bergerak ke HP. Berkirim SMS menyuarakan isi hati. 6 SMS diterbangkan. Itulah saat “Energi Dalam” terkuras cukup banyak.
17 menit kemudian, Pak Sumardijono menyelesaikan materinya. Sesi tanya jawab dapat ditanggapi dengan baik. Tepuk tangan diberikan oleh seluruh peserta manakala para narasumber beranjak turun dari panggung. Jabat tangan saya ulurkan pada Pak Sumardijono. Melalui pandangan, saya iringi Pak Sumardiyono untuk menerima plakat dari PT Amythas.
Emosi mulai terkendali. Ketenangan mulai merambah ke seluruh urat nadi. Semua diarahkan pada hati yang penuh dengan kelapangan dan maklum. Menuju jiwa yang dapat mensyukuri atas apa yang dihadapi dan menerima dengan rasa bangga. Menerima apa yang telah terjadi sebagai bagian dari BERANI GAGAL. Melakukan koreksi, kemudian hadir dengan sosok yang lebih baik.
                                                                   Keterangan :
                                                                   1. Saya, Pa Sumardijono (tengah) dan
    H. Fudholy (LKM Perwira).
2. Pak Sumardijono di atas panggung.
3. Pa Sumardjono menerima plakat.

KERUPUK

KERUPUK
Oleh Maryana Ahmad
Koorkot Kota Bekasi OC-4 Jawa Barat

HP bordering. O, teman di masa abu-abu yang sedang berada di Pekan Baru . Cerita banyak hal. Tentang pekerjaan, keluarga dan aktivitas sehari-hari. Sebuah kalimat terus terngiang. “Hebat euy, orang Cililin teh. Bisa makan apa adanya. Bisa makan hanya dengan kerupuk’.
Ya, kerupuk. Siapa yang tidak kenal kerupuk? Aneka jenis, bentuk, ukuran, rupa dan rasa. Ada yang tradisional atau yang sudah dikemas apik sehingga tampil ngetrend, ngejreng dan mentereng. Ada yang bulat, panjang, segi empat, segi tiga dan bahkan ada yang berbentuk bola. Ukurannya bisa kecil, sedang dan gede. Rupanya juga. Bisa putih, merah, coklat, kuning, abu-abu dan ada yang warna-warni. Rasanya? Bejibun. Buanyak. Mulai dari kerupuk dengan rasa biasa, pedas, super pedas, campur abon, dilengketi jengkol, nempel dengan kulit sapi, beraroma udang dilumuri saos, dan segudang rasa lainnya. Pasti ada kerupuk tertentu yang jadi favorit teman-teman. Saya doyan kerupuk abon. Teman-teman?
Sakeudap, mau ke mana arah tulisan ieu?
Pertama, kerupuk telah mendorong sekian banyak orang untuk berkreasi dan bergelut di dalamnya.  Menyusun rencana, berani mencoba (Berani Gagal), bertindak dan berkarya. Perubahan telah banyak dilakukan. Mulai dari penggunaan alat produksi, hingga bahan dan tampilan. Bahan untuk membuat kerupuk mudah didapat, bentuk mudah dirancang, ukuran bisa suka-suka, rasa mudah dibedakan dan harga murah meriah, pasti terjangkau.
Kedua, kerupuk telah menjadi media untuk saling berinteraksi. Antara pemilik pabrik dengan kulakan. Terus mengalir ke tingkat grosiran, toko, warung dan warga. Bisa juga jalur pintas, tim marketing langsung ketemu  warga. Sebuah mata rantai telah terbentuk dengan panjang dan berliku. Kerupuk telah membuka berkah bagi banyak pelaku dan warga. Kerupuk telah menjadi kunci untuk membuka pintu lainnya. Kerupuk juga menjadi media untuk mendatangkan keceriaan, antara lain Lomba Makan Kerupuk di berbagai kegiatan game dan terutama dalam Agustusan.     
Ketiga, kerupuk telah menjadi citra kesuksesan sang inisiator. Hanya dengan kerupuk, sekumpulan warga bisa sukses mengais rezeki di pulau sebrang. Jadi juragan kerupuk. Minimalnya, hidup dapat terus berlangsung. Kerupuk dapat mengubah kesejahteraan pelaku usahanya. Tentu, kesuksesan yang diraih dengan keberanian dan penuh semangat. Jatuh bangun dan mungkin pernah gulung tikar.
Keempat, teman-teman bisa berpendapat beda, berargumen lebih banyak dengan pandangan yang lebih luas, dalam dan detail. Ya, kerupuk yang sederhana itu, bisakah kita meniru mata rantainya? Kerupuk yang renyah itu, bisakah kita meniru dinamisasinya yang panjang dan berliku?
Keterangan : 1. Mesin untuk mempppproduksi Kerupuk (PT Agrowindo). 2. Bawa kerupuk dengan motor. 3. Jemur kerupuk. 4. Lomba Makan Kerupuk.

Dag Dig Dug Komposisi Baru Tim Kota Bekasi

Dag Dig Dug Komposisi Baru Tim Kota Bekasi



Oleh:
Ema Iklima DiniFaskel Ekonomi Tim 7
Kota Bekasi
PNPM Mandiri Perkotaan

Bridging pasca Maret 2011 sangat mempengaruhi atmosfer kegiatan fasilitator khususnya di Kota Bekasi, dimana Tim Advanced dan Tim Reguler kembali bersatu memfasilitasi seluruh kegiatan PNPM Mandiri Perkotaan yang ada di 56 kelurahan.
Dag, dig, dug… Kecemasan dan tanda tanya besar menghantui setiap pikiran personel, akankah saya direkrut kembali? Di manakah lokasi pendampingan nanti? Apa posisi saya selanjutnya?
Kesibukan juga terlihat di tingkatan OC dan Korkot dalam menentukan komposisi tim fasilitator di masing-masing wilayah.
Setelah menunggu selama hampir dua minggu, akhirnya pada Selasa, 12 April 2011, komposisi Tim Fasilitator diumumkan oleh Korkot Bekasi Maryana Ahmad.
Senyuman, tangisan, serta keluhan tanda tidak puas pun keluar dari sejumlah teman setelah mendengar pengumuman itu. Lobi dan negosiasi pun terjadi. Namun, dengan tegas korkot memutuskan komposisi Tim Fasilitator Kota Bekasi tetap.
The show must go on. LKM tetap menunggu pendampingan fasilitatornya. Setelah komposisi diumumkan, setiap tim diwajibkan presentasi tentang visi, misi, strategi dan harapan pendampingan guna mendukung program 100 hari Tim kekorkotan Kota Bekasi. Tak terkecuali Tim 7. Alih kelola dilaksanakan oleh Nurdin (SF), Dede Dewi Indrawati (F-CD) dan Roby Mulyadi (FE) sebagai Tim 7 lama, kepada Purnomo Wahyu Aji (SF), Ema Iklima Dini (FE), Windi (F-IP), Dede Dewi Indrawati (F-CD) sebagai Tim 7 baru.
Pertemuan dengan delapan LKM dampingan Tim 7 pun digelar pada 14 April 2011, dalam rangka lepas sambut tim. Kesan dan pesan dari tiap LKM dampingan pun dilontarkan kepada Tim 7 lama, khususnya kepada SF yang akan dipromosikan menjadi Askot CD wilayah Belitung.
Koordinator LKM Jati Makmur Dumyati mengatakan, dirinya mengerti PNPM Mandiri Perkotaan adalah berkat tim. “Dan, Tim tidak pernah membeda-bedakan status kami di masyarakat,” tegasnya.
Rasa terima kasih pun kemudian dilontarkan oleh Sekretaris LKM Jatiwaringin, “Tim dengan sekuat tenaga berupaya membantu LKM. Pendampingan dilaksanakan hingga pukul 3 pagi, demi menguatkan subtansi dan memotivasi kerelawanan kami.”
Semangat kebersamaan dan semangat untuk maju sangat terlihat di delapan wilayah ini. Harapan kepada Tim 7 baru agar mengoptimalkan potensi yang mereka miliki sangat ditunggu aksinya.
Komitmen untuk terus melanjutkan keberhasilan melaksanakan kegiatan PNPM Mandiri Perkotaan diikrarkan dalam acara ini. Korkot yang ikut hadir dalam acara inipun menjelaskan banyak kegiatan yang akan dilaksanakan pada periode ini, antara lain, kegiatan BLM PNPM Mandiri Perkotaan, PAKET, stimulan daerah (Rp.100 juta per kelurahan), Replikasi PAKET dan Channeling.
Tantangan dan harapan inilah yang membuat kami sadar dan yakin bahwa sebagai pemberdaya sejati, kami harus siap pada posisi apapun dan siap ditempatkan di lokasi manapun. Sebagai pemberdaya sejati, kami juga harus siap meraih uluran tangan masyarakat yang ingin maju dan mandiri mengembangkan potensi yang mereka miliki.
That’s why we are still here. Because we love and proud to join this community. (PNPM Mandiri Perkotaan/P2KP Advanced Kota Bekasi)



Tidak Lagi Khawatir Rumah Roboh

Tidak Lagi Khawatir Rumah Roboh



Oleh:
Ema Iklima DiniAskot MK Kota Bekasi
P2KP Advanced

“Alhamdulillah, kami dapat menikmati hidup secara layak. Kami sekeluarga tidak lagi mengalami bocor di saat hujan. Anak kami pun dapat tidur dengan tenang. Kami juga tidak lagi khawatir rumah akan roboh,” kata Pak Manan, dengan suara terbata-bata dan haru, saat serah terima rehab rumah dari Pakem Griya Mandiri, pada Maret 2011.
Pak Manan adalah Warga RT 3 RW 6 penerima program rehabilitasi rumah tidak layak huni (rutilahu) dari program PAKET III P2KP/PNPM Mandiri Perkotaan yang difasilitasi LKM Bakti Mandiri, Kelurahan Jatisari, Kecamatan Jati Asih, melalui Pakem Griya Mandiri.
Pak Manan merupakan satu dari lima penerima manfaat rehab rumah yang dilakukan Pakem Griya Mandiri. Rehab rumah Pak Manan dimulai 26 Januari 2011 hingga 8 Februari 2011.
Menurut Fasilitator CD P2KP Advanced Kota Bekasi Zaenal Arifin, pelaksanaan rehab rumah menghabiskan dana sejumlah Rp.15 juta, terdiri dari dana BLM sebesar Rp.12 juta dan swadaya masyarakat Rp.3 juta. Rumah berukuran 6 meter x 5 meter milik Pak Manan kini telah memiliki lantai ubin, berdinding rapi dan layak huni.
“Mudah-mudahan rumah ini, dengan kenyamanannya memberikan kesehatan, dapat meningkatkan kualitas pendidikan anak-anak serta mewujudkan keluarga sakinah, mawadah wa rahmah,” ujar Zaenal Arifin.
Pada kesempatan serupa, Fasilitator Teknik Taruna Widi S.K. mengajak sang pemilik rumah untuk menjaga dan memelihara kebersihan serta keindahan rumah. Dia juga menyampaikan asal muasal dan proses rumah ini mendapat bantuan.
Harapannya, kegiatan rehab rumah ini bisa menjadi contoh kepedulian warga yang mampu kepada tetangganya yang masih membutuhkan bantuan.
Berbagai ekspresi penerima manfaat rehab rutilahu di Jatisari saat menerima alih kelola sangat beragam. Nenek Isah pemilik rumah yang berlokasi di RT 01 RW 03, misalnya, menuturkan bahwa ia langsung membersihkan tiap tetes cat yang tercecer di lantai, sambil mengekor langkah tukang yang sedang melakukan pengecatan.
Kegiatan rehab rutilahu ini menjadi suatu kebanggaan dan kepuasan batin bagi pengurus LKM. Hingga kini, LKM telah melakukan rehab rumah sebanyak 16 unit (dari BLM PNPM Mandiri Perkotaan) dan 9 unit (dari PAKET).
Rencana ke depan, terdapat 30 rutilahu dengan penghuni 120 jiwa miskin (PJM Pronangkis 2010 – 2013) yang harus direhab.
Belajar dari 25 unit Rutilahu yang telah direhab, LKM akan berupaya untuk mencari sumber daya lainnya, antara lain melaluichanneling. (PNPM Mandiri Perkotaan/P2KP Advanced Kota Bekasi)
Informasi lebih lanjut, silakan hubungi contact person:
  • Rika (Sekretaris LKM Bakti Mandiri), 021-99649625
  • Novi (Anggota LKM Bakti Mandiri), 021-94144470
Editor: Nina Firstavina

Belajar Membandingkan


Belajar Membandingkan


Oleh:
Maryana Ahmad Korkot Bekasi
         
Jumat, 1 April 2011, menjadi hari yang berbeda. Sejumlah 53 personel akan mendapat mandat untuk pendampingan hingga 31 Desember 2011.
Mandat diterima sebagai bagian dari perjuangan masyarakat Jawa Barat dalam penanggulangan kemiskinan.
Secara resmi PPK Satker, Ir. Ade Subandi menyerahkan Surat Tugas kepada seluruh Korkot di Jawa Barat. Ada yang tetap di tempat semula, ada juga yang berubah.
Terkait perubahan penugasan, serah-terima mandat Korkot Kota Bekasi dilakukan pada 5 April 2011.
Acara dilakukan di sekretariat, dihadiri oleh seluruh personel. Turut hadir PPK Satker Kota Bekasi Dian Hariani.
Sebagai pembawa acara adalah Ena Rodiah dari Tim 2. Setelah pembukaan, Yuliani Purnama Sari dari Tim 1, menyampaikan laporan singkat berkaitan latar belakang, persiapan dan pelaksanaan acara Lepas Sambut Korkot.
Berikutnya Asmandat Helmy Firmansyah memaparkan rapor seluruh Tim, terkait capaian siklus, MK, Infra dan BLM.
Acara dilanjutkan dengan penyampaian kesan dan pesan dari seluruh tim, yang diawali oleh Agus Marsono (Tim 5), dilanjutkan Herdis (Tim 1), Muhammad Nur Ikhwan (Tim 2), Yuyu (Tim 3), Sabam Sirait (Tim 4), Novi (Tim 6)—dengan sebuah puisi; Lalu, Nurdin (Tim 7) dan Taruna (Tim Advanced), yang juga membawakan sebuah puisi.
Kesan dan pesan diakhiri oleh PPK Satker.
Setelah menerima pandangan dari seluruh Tim dan Satker, Korkot Bekasi (Reguler) Yudhi Mauludin menyampaikan tanggapan dan komentar. Materi dengan judul “Belajar Membandingkan” dipaparkan dengan gaya dan idiomnya yang khas.
Belajar membandingkan untuk refleksi dan koreksi terhadap diri, menyikapi kondisi yang dihadapi. Belajar membandingkan untuk sebuah perubahan menemukan jati diri. Belajar membandingkan sebagai upaya dari membangun dari dalam.
Disampaikan pula berita menggembirakan tentang kelahiran anak pertama dari Fajar Maulana (Tim 2) dan rencana pernikahan Dewi dan Rahmad (Tim 5).
Di pengujung materi, ia mengajak seluruh peserta bersedekah dengan berbagai media, antara lain dengan berbagi pengetahuan, keterampilan dan ilmu. Sekecil apapun dan sesederhana apapun. (Korkot Bekasi P2KP Advanced)
Dokumentasi lain:

Helmy Firmansyah sedang menyampaikan rapor PNPM Kota Bekasi.
[Dok. Korkot Bekasi P2KP Advanced

Terbebas dari Jerat Rentenir


Terbebas dari Jerat Rentenir


Oleh:
Yuliani Purnamasari 
SF Tim 01 Kota Bekasi      .
P2KP Advanced
Pinah Sutedi (42 tahun) sudah hampir 20 tahun berusaha menghidupi keluarganya—seorang istri dan dua anak. Namun, selama itu pula, tidak sedikitpun ia bisa menyisihkan sebagian dari penghasilan untuk tabungan atau cadangan risiko.
Sudah beragam usaha dijalaninya, mulai dari berdagang sayur keliling, jasa jual tanah, gorengan maupun kelontong, tapi apa daya, kehidupan berjalan penuh dengan kecemasan ketika menyadari di jam dan waktu tertentu, ia sudah harus menyiapkan setoran guna memenuhi tagihan para rentenir, yang saat itu berjumlah 3 - 4 orang.

Satu tagihan berkisar antara Rp20.000 - Rp30.000, berarti total setoran yang harus disiapkan mencapai Rp110.000 - Rp130.000 per hari!
Jika dagangan cukup ramai, semua tagihan itu bisa terpenuhi. Seringnya ia malah harus memutar otak dan mencari tambahan usaha lain ketika usaha rutin yang sudah dijalani sepi pembeli dan tidak mencapai target.
Upaya yang bisa dilakukan adalah mengambil setoran dari modal usaha yang dimiliki. Akhirnya, sudah pasti modal yang terpakai sangat lama untuk kembali lagi. Yang sering terjadi adalah modal habis dan usaha terhenti. Begitu yang selalu terjadi setiap hari. Yang tersisa hanya lelah dan kemuraman seiring malam semakin larut. Kerja keras dilakukan, doa pun tak terhenti diucapkan, agar mendapatkan kehidupan yang lebih baik, tapi semua hanya terasa bagai impian saja.
Salah seorang tetangga dekat Bapak Pinah adalah Ibu Indrawati, yang dikenal dengan nama Ibu Tulus. Beliau adalah Koordinator BKM Rasa Asih periode 2008 – 2011. Beliau merasakan betul kesulitan tetangganya itu.
Dibantu dua orang relawan di RW 04, beliau berinisiatif mengajukan pinjaman KUR ke BRI, tepatnya setelah mendapatkan sosialisasi dari Forum BKM Kota bahwa BKM/LKM bisa langsung mengajukan pinjaman dalam bentuk perorangan atau kelompok ke BRI guna mendapatkan dana KUR.
Beruntung upaya ini disambut baik, bahkan segera direalisasikan oleh BRI Unit Jatikramat, pada 12 April 2011. Bapak Pinah berhak mendapatkan dana KUR BRI sebesar Rp5 juta, tanpa jaminan. Pinjaman KUR diberikan secara seremonial di Aula Kelurahan Jatirasa, dihadiri Lurah Jatirasa H. Sujito, beberapa orang pimpinan kolektif BKM Rasa Asih serta para relawan.
Saat ini usaha yang sedang dijalani Bapak Pinah adalah berjualan nasi uduk, dibantu istri dan seorang keponakan. Pinjaman sebesar Rp5 juta itu dialokasikan sebagai berikut, Rp 3,5 juta digunakan untuk menutup semua sangkutan ke rentenir, Rp1 juta untuk tambahan modal usaha, asuransi Rp 94.000 dan untuk kas UPK sebesar Rp100.000 (sebagai modal yang akan digulirkan untuk para peminjam usaha kecil). Sisa pinjaman sebesar Rp306.000 disimpan sebagai cadangan resiko.
Pendapatan bersih Rp 150.000 bisa didapatkan sehari dalam kondisi penjualan normal. Kalau ramai, bisa lebih. Tentu Pak Pinah harus pandai-pandai menyisihkannya guna memenuhi kewajiban cicilan ke BRI sebesar Rp467.230 per bulan selama jangka waktu pinjaman 12 bulan, dengan bunga 1,025%
Kini kehidupan berjalan normal kembali. Setidaknya Pak Pinah bisa beristirahat dan berpikir tenang setelah sehari penuh bekerja keras. Beruntung pula anaknya yang sulung sudah bekerja. Pak Pinah beserta istri dan si bungsu dapat menikmati hasil kerja kerasnya selama ini. Tekadnya pun bulat untuk tidak berurusan dengan rentenir lagi.
Baginya, itu bagian dari masa lalu. Saat ini Pak Pinah hanya ingin menyongsong masa depan menjadi lebih baik sambil membesarkan si bungsu hingga berhasil mencapai cita-cita yang tak pernah Pak Pinah raih.
Bagian yang terpenting dalam hidupnya adalah agar kehidupan anak-anaknya harus lebih baik daripada dirinya. Ia berharap semoga selalu diberikan kesehatan, agar bisa bekerja dengan semangat dan tenang.
Tentu di luar sana masih banyak Pak Pinah-Pak Pinah lain dengan hidup yang mungkin lebih sulit dari Pak Pinah di atas. Kami berharap agar mereka semua bisa terbebas dari jerat para rentenir. (Korkot Bekasi P2KP Advanced)
Informasi lebih lanjut terkait artikel ini, silakan hubungi:  
  • Yuliani Purnamasari (SF Tim 01 Kota Bekasi), HP. 081572058428
  • Ibu Indrawati/Tulus (Koordinator BKM Rasa Asih), HP. 081806755995.

Jumat, 10 Juni 2011

Tuhan Maha Adil

Tuhan Maha Adil 


Oleh:
Maryana Ahmad Korkot Bekasi
P2KP Advanced           

Dalam rangka HUT ke-14 Kota Bekasi dan Hari Pendidikan Nasional, LKM Bina Mandiri Kelurahan Jatikramat Kecamatan Jati Asih Kota Bekasi menggelar Bazaar Amal dan Lomba dalam rangka Gebyar PJM Pronangkis.
Acara dilaksanakan di halaman kantor kelurahan, pada Sabtu, 30 April hingga Ahad, 1 Mei 2011. Persiapan yang dilakukan sekitar tiga bulan.
Pada Januari – Maret 2011, yaitu periode penuh dengan kegiatan pemanfaatan BLM, LKM Bina Mandiri menyempatkan diri berbenah. Diawali dengan pembentukan panitia, identifikaksi lembaga mitra, penyusunan RKTL, pembuatan dan penyebaran proposal.
Di bawah kendali Mohamad Ali, selaku Koordinator, LKM Bina Mandiri bergandengan mesra dengan pihak kelurahan, yang dikepalai oleh Drs. H. Andi Mulyono. Dalam kepanitiaan itu terlibat juga perwakilan dari LPM dan PKK Kelurahan Jatikramat.
Sabtu, 30 April 2011, setelah cukup lelah menempuh perjalanan Bandung – Bekasi dengan Bus Primajasa, suasana Bazaar sudah terasa di ujung jalan menuju lokasi kegiatan. Di jalan Jati Asih - Pondok Gede, saya menemukan baliho berukuran cukup besar, terpasang kuat di sebelah kiri sebelum masuk ke jalan Jatikramat.
Di sepanjang jalan menuju TKP, aneka umbul-umbul dan spanduk terpasang, meski tidak terlalu banyak. Umbul-umbul Lytacur, Entrostop, Indosat, BNI, LKM Bina Mandiri, bahkan tidak ketinggalan umbul-umbul dari RT dan RW. Sepuluh meter jelang kantor kelurahan, area parkir dipenuhi puluhan motor yang tersebar di dua titik.
Pukul 09.05 WIB, saat memasuki area kantor kelurahan, Bapak Ngadiran, salah seorang anggota LKM menyambut dan menjabat tangan saya. Bahkan beliau memberikan sebuah pelukan. “Terima kasih atas segala bimbingannya,” katanya, penuh semangat.
“Ya, Pak. Selamat, ya. Hebat. Bagus,” saya membalasnya.
Sejenak kemudian, saya berkeliling. Mengamati seluruh stan yang ada. Tenda di sebelah kanan, diawali stan Merdeka Motor dengan aneka produknya dari Honda. Stan Lytacur, Indosat, Greenlite, BNI, Biopori LKM Bina Mandiri. Selanjutnya tenda di sebelah kanan dan dekat aula, terdapat stan dengan aneka produk dari KSM dan perwakilan RW. Produk yang dijual antara lain makanan, minuman, busana, aksesoris, boneka, tas, es krim, bakso dan teh poci.
Di Aula Kelurahan, terdapat 15 meja yang diisi tumpeng dari perwakilan RW. Pengamatan dihentikan di Mushala. Saya dan Helmy menyantap nasi uduk jualan salah satu stan. Nasi uduk terasa nikmat karena diiringi alunan musik dari panggung utama yang menggunakan 3 set sound system.
Setengah jam kemudian, di dekat stan Busana Muslim yang sedang merapikan jualannya, dan stan penjual bakso yang dikerumuni remaja SMP yang tampak kelelahan usai mengikuti Lomba Gerak Jalan, Koordinator LKM menghampiri saya.
Obrolan pertama adalah terkait kabar diri masing-masing. Kemudian Pak Ali menyampaikan permohonan maaf apabila dalam pelaksanaan acara tersebut kurang koordinasi dan hasilnya masih banyak kekurangan. Saya menanggapinya dengan menyatakan bahwa acara tersebut bagus dan layak untuk ditiru oleh kelurahan lainnya. Tak lupa saya sampaikan ucapan selamat.
”Saya merinding, Pak. Berlangsungnya acara ini dan dilanjut esok hari, sungguh di luar dugaan saya. Beberapa kali saya jadi panitia Agustusan, belum pernah dananya terkumpul dan mencapai sejumlah lima juta rupiah. Tapi dalam acara ini, partisipasi dari berbagai pihak, mengalir demikian mudahnya. Tuhan Maha Adil,” ungkapnya. (P2KP Advanced Kota Bekasi)
Dokumentasi lain:
Editor: Nina K. Wijaya

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | free samples without surveys