Selasa, 22 November 2011

Bukan Supaya Kesohor

Menyikapi keberadaan anak yatim piatu dan dhuafa di wilayahnya, LKM Sejahtera Kelurahan Jatibening Baru kecamatan Pondok Gede Kota Bekasi, menggagas sebuah kegiatan. LKM mencoba untuk turut menyejahterakan mereka. Di bawah kendali UPS, LKM membentuk sebuah wadah, yaitu Wadah Yatim Piatu dan Dhuafa.

Wadah tersebut dibentuk melalui beberapa tahapan dan hingga saat ini terus dilakukan penyempurnaan. Langkah pertama yang dilakukan LKM adalah menyusun kepengurusan, merumuskan program kerja, visi-misi, mekanisme pengumpulan dana dan pelaporannya serta merancang website. Langkah berikutnya, melakukan pendekatan pada perorangan dan lembaga yang ada untuk menjadi mitra. Pada tahap tersebut, diperoleh 20 orang donatur tetap. Selanjutnya dilakukan pendataan anak yatim piatu dan dhuafa. Berdasarkan pendataan yang dilakukan UPS, di kelurahan Jatibening Baru yang terbagi dalam 11 RW dan 75 RT, terdapat 78 anak yatim piatu dan 25 dhuafa.

Pada 12 Mei 2011, untuk pertama kalinya, LKM melakukan pemberian santunan pada 20 orang anak yatim piatu dan dhuafa dari RW 3 dan RW 11. Setiap orang mendapatkan dana sejumlah Rp. 50.000 dan sembako. Kegiatan serupa dilakukan pada 25 Juni 2011, 20 orang (RW 4 dan RW 9) dan 30 Juli 2011, 15 orang (RW 2 dan RW 9).

Memeriahkan Ramadhan 1432 H, kegiatan pemberian santunan ke-4, dilakukan pada 19 Agustus 2011. Bertempat di aula kelurahan, ditampilkan hiburan musik gambus dari Tim Marawis RW 3, kultum oleh Ustad H. Wahyudin Majid, S.Ag. dan sekaligus buka bersama. Turut hadir dalam acara tersebut perwakilan dari LKM sekecamatan Pondok Gede, Lurah, Ketua PKK, Kepala Babinsa dan tokoh masyarakat setempat.

Dalam laporannya, Sayadi, SE, koordinator LKM Sejahtera, menyampaikan bahwa pemberian santunan ke-4 dilakukan berkat kerja sama antara LKM, pihak kelurahan, PKK dan warga. Melalui donatur tetap dan swadaya masyarakat, dalam waktu 1 minggu terkumpul dana Rp. 7.500.000. Santunan diberikan pada 55 anak yatim piatu dan dhuafa dari RW 2,3,4,9 dan 11.

Lurah Jatibening Baru, Kusnaedi, SE, dalam sambutannya menyampaikan rasa syukur atas kegiatan positifi yang telah dilakukan LKM. Diiringi niat ikhlas, beliau berkeyakinan bahwa kegiatan tersebut akan dicatat sebagai amal baik. Selanjutnya beliau berharap, kegiatan tersebut akan terus berlanjut dan dapat menjadi contoh bagi pihak lainnya. Beliau berpandangan, kegiatan tersebut akan menjadi mudah jika dilakukan secara bersama-sama dan hasilnya akan optimal jika dilakukan dengan managemen yang baik.

LKM Sejahtera telah mencoba untuk tampil di depan. Bukan untuk dikenal apalagi kesohor. Semata untuk berbagi. Hal tersebut segaris dengan kultum yang disampaikan oleh H. Ustad Wahyudi Majid, S.Ag. Shaum dapat menjadi media menuju insan bertaqwa. Menjadi manusia yang memiliki sikap, hati dan jiwa yang penuh dengan tawadhu. Manusia yang rendah hati.

Kontak :
Sayadi, SE, koordinator LKM Sejahtera (021-91897148).
Ibnu Mas’ud, UPS LKM Sejahtera (021-95557776).

http://www.p2kp.org/wartadetil.asp?mid=3969&catid=3&

Selasa, 19 Juli 2011

Gelar Karya PNPM Kota Bekasi



Kunjungilah ....!!! "GELAR KARYA PNPM KOTA BEKASI" Di Selenggarakan Di Balai Patriot Kota Bekasi 21 - 22 Juli 2011







Pameran Program
Bazar KSM & Sponsor
Lomba Menggambar
Lomba Mewarnai
Lomba Baca Puisi
Lomba Foto Kegiatan
Pemeriksaan Kesehatan



Selasa, 14 Juni 2011

OLEH-OLEH DARI MARGAWATI

OLEH-OLEH DARI MARGAWATI
Oleh : Maryana Ahmad
Koorkot Kota Bekasi

Forum BKM kecamatan Bekasi Utara, terus berbenah. Tidak mau ketinggalan dengan Forum BKM Kecamatan Jati Asih dan Pondok Gede yang sudah lebih dulu bergerak aktif. Melalui beberapa kali pertemuan dengan tema yang beragam, dicetuskan sebuah gagasan untuk melakukan study tour. Terpilihlah Kelurahan Margawati di Kecamatan Garut Kota sebagai tempat yang akan dituju. Kelurahan Margawati merupakan penerima ND tahun 2009.
Semula direncanakan akhir Maret, kegiatan akhirnya digelar pada 9 dan 10 April 2011. Pada pukul 8.00 WIB, Bis Metropolitan dengan penumpang sekitar 60, meluncur dari halaman kantor kecamatan Bekasi. Selain BKM dari 5 kelurahan, turut serta dalam rombongan adalah Tim 2, Pokja PAKET, Staf PJOK dan TA CB OC 4. Peserta dari BKM berasal dari kelurahan Harapan Baru, Harapan Jaya, Marga Mulya, Perwira dan Kali Abang. TA CB OC 4, Bu Imas, dijemput di Cileunyi. (Maklum, TA yang satu ini mantan preman. Suka cegat kendaraan di tengah jalan. Piiiiiiiis).
Setengah jam setelah adzan Dzuhur, kami tiba di TKP. Eit, belum. Baru 2/3 perjalanan. Sekitar satu jam lagi perjalanan yang harus ditempuh. Seluruh rombongan segera turun dari bis. Hal pertama yang kami terima, bis tidak dapat parkir di lapangan. Bis harus turun dan parkir di ujung jalan Margawati. Hal kedua, sebuah truk sudah disiapkan untuk membawa kami ke TKP sebenarnya.  
Perjalanan yang cukup mendebarkan. Jalanan yang meliuk dan menikung plus sempit, bahkan di beberapa titik berpapasan dengan kendaraan lain. Tanjakan yang terjal, turunan yang curam, dahan dan ranting yang melintang di tengah jalan, mendorong seluruh peserta untuk teriak atau bergerak replek untuk menghindar. Satu jam kemudian, setelah badan cukup terguncang, uuuugh…..akhirnya sampai juga. Persis di depan sebuah lapangan sepakbola yang berdampingan dengan kantor BKM Margawati.
Selepas berjabat tangan dan disambut pribumi, seluruh rombongan langsung menikmati nasi yang telah disiapkan. Bertempat di sisi timur lapangan dan di atas bale bambu plus pandangan dapat ditebar ke sekitar lembah, santap siang terasa mantaaaaaab. Sebuah gagasan yang bagus, lapangan sepakbola menjadi media promosi dengan mengundang tim dari luar Garut. Melakukan sepakbola Tarkab (Antar Kabupaten) atau Tarkot (Antar Kota), pengembangan dari Tarkam (Antar Kampung). Istilah yang dipaksakan. Hehe.
Pukul 14.30 WIB, seluruh peserta memasuki kantor BKM. Pandangan pertama tertuju pada maket ND. Memasuki ruangan berikutnya, hamper seluruh dinding dapat berbicara. Berisikan berbagai informasi kegiatan PNPM MP, PAKET dan ND. Sebuah laptop dan infocus sudah terpasang. Berbagai hidangan tradisional telah tersaji. Ada opak, wajit, gula aren, dodol, singkong dan rangginang.
Acara diawali pembukaan oleh Sekretaris BKM Margawati. Dilanjutkan sambutan Lurah. Sambutan berikutnya dari Koordinator FBKM Kecamatan Garut Kota, Pa Hardiman.

“Sejak awal kita berkomitmen untuk menjadi relawan. Cap relawan akan terus tertanam dan harus terus tertanam. Relawan pantang mengeluh. Itulah buah dari pengabdian. Nilai-nilai kebaikan seolah tumbuh. Bahkan seperti ada yang baru, yaitu Budaya PNPM. Melalui PNPM, kami berupaya menghilangkan budaya aing-aingan”teduh nian sambutan Pa Herdiman.
“Saya yakin, rekan-rekan dari Bekasi menikmati perjalanan dengan truk menuju Margawati..”lanjut Pa Herdiman yang langsung ditimpali dengan tawa dari rombongan Bekasi Utara. “Silaturahim sangat penting untuk dilakukan. Jika dapat, saling mengunjungi.”
“Ya, Pa. Kami tunggu kunjungan BKM Garut di Kota Bekasi…”celetuk Marhawi, UPL BKM Perwira.
Suasana yang akrab dan renyah, berlangsung dari awal hingga acara berakhir. Ada jeda serius manakala Koordinator BKM Margawati memaparkan capaian ND dengan tajuk ULIN KA MARGAWATI. Sebuah pembelajaran sedang berproses secara menyeluruh. Selepas itu, acara dilanjutkan dengan tanya jawab. Acara ditutup dengan penyerahan cendera mata dari kedua belah pihak. BKM Margawati menyerahkan miniatur Domba Garut. Sementara dari FBKM Bekasi Utara menyerahkan piagam.
Selepas acara di kantor BKM, seluruh peserta meninjau usaha kerajinan bulu mata yang dikelola oleh Gapoktan Sinartani. Kemudian meninjau ternak domba adu, ternak sapi, mengunjungi wisata lele dan berburu opak khas Garut. Seluruh peserta mesti 2 kali naik turun truk untuk mengunjungi tempat tersebut.
Oleh-oleh sudah didapat. Ada kripik, pisang, topi dan miniatur Domba Garut. Ada jabat tangan, senyum, tawa dan canda. Bahkan ada harapan, impian dan doa. Moga wisata edukasi di Margawati akan berbuah perubahan bagi seluruh pelaku PNPM di Kota Bekasi. Perubahan menuju perbaikan.




Keterangan :
1.       Bersiap diri sebelum dibawa truk menuju Mardawati.
2.       Menyimak paparan “Ulin Ka Margawati”.
3.       Bertukar cendera mata

Prasasti Kebaikan

PRASASTI KEBAIKAN
Kamis, 24 Maret 2011, aku dan teman-teman mendampingi Pokja untuk monitoring PAKET III. Monitoring dilakukan sejak 21 Maret 2011, mencakup 15 PAKEM yang tersebar di 8 kecamatan. Kelurahan Jatisari Kecamatan Jati Asih dengan 2 PAKEM, menjadi penutup dari seluruh rangkaian monitoring tersebut. 

Dalam monitoring, Pokja melakukan pemeriksaan terhadap RPD, LPD, dokumentasi dan berkas lainnya. Kegiatan PAKET III di kelurahan Jatisari dilaksanakan oleh PAKEM Griya Mandiri dengan kegiatan rehab rumah dan PAKEM Marga Mandiri dengan kegiatan rabat beton. Terjadi dialog yang berjalan secara imbang di antara kedua belah pihak. Pokja mengajak dan memberikan motivasi pada PAKEM untuk berbuat yang terbaik bagi nangkis dan pembangunan di wilayahnya. Selepas pemeriksaan secara administratif, diskusi ringan dan saling mengkritisi, kegiatan monitoring dilanjutkan dengan tinjauan lapangan.

Selepas monitoring, Pak Subayono, koordinator BKM Bakti Mandiri, meminta kami untuk meluangkan sedikit waktu. Berdialog dan berdiskusi menindaklanjuti monitoring yang telah dilakukan Pokja.

Sedikit kaget, aku menyambar kalender meja produk sebuah bank. Kalender meja tersebut terdiri dari 6 lembar. Masing-masing lembar memuat tanggal untuk 2 bulan di satu sisi dan sebuah photo di sisi lainnya. Kecuali lembar ke-6 yang sisi lainnya memuat Tahun 2012. Pada lembar yang berisi gambar, terdapat kalimat yang cukup menarik dan layak untuk disampaikan dalam forum tersebut.

“Perjalanan kita selama hampir 2 tahun, mudah-mudahan ada buahnya. Pasca Maret ini, Tim Advanced tidak ada. Tapi orang Advanced tetap ada. Apa yang telah kami lakukan,  mudah-mudahan bermanfaat bagi BKM dan warga Jatisari”

“Pembelajaran kita, layaknya apa yang ada dalam kalender ini”,lanjutku. “Satu, kita harus rendah hati dan senantiasa berbagi. Dua, keseimbangan adalah kunci kesuksesan. Tiga, pentingnya harmonisasi. Empat, pererat kerjasama untuk mencapai sukses bersama. Lima, mengawali hari dengan selalu bersemangat”.  

Usai aku, tiba bagi Zaenal Arifin (Fasilitator CD), untuk menyampaikan sebuah pesan. “Kebersamaan kita selama ini dan apa yang telah kita perbuat, semoga adalah ukiran indah dalam sebuah prasasti yang menyiratkan catatan kebaikan”.

Berani Gagal

BERANI GAGAL
Dua kali bertandang ke Hotel Bidakara, menghadirkan nuansa yang berbeda. Kunjungan pertama pada 11 September 2008 dan kunjungan kedua pada 15 Maret 2011.    
Acara pertama diikuti seluruh pelaku dan penanggung jawab PNPM Mandiri Perkotaan dari tingkatan pusat sampai kota/kabupaten. Acara dihadiri seluruh RM, TL, Koorkot dan Askot CD. Bahasannya tunggal, perhitungan dan percepatan penyerapan BLM. Sasaran tembak lebih banyak diarahkan pada TL. Bidikan dilanjutkan oleh TL bersama Satker dan RM kepada Koorkot dan Askot dalam diskusi kecil di intern masing-masing KMW. Acara berjalan formal, biasa dan tidak terlalu menguras emosi. Saya hadir sebagai bagian dari sosok seorang ‘koorkot’.
Acara kedua diikuti berbagai pelaku dan pemerhati pemberdayaan dari berbagai program, lembaga dan daerah. Peserta yang hadir lebih dari 200 orang. Satu di antara peserta adalah Pak Sumardijono (61 tahun) selaku koordinator LKM Durenjaya kecamatan Bekasi Timur Kota Bekasi. Bapak dari 4 anak ini, hadir sebagai narasumber dalam Seminar Nasional Reinventing Pemberdayaan Masyarakat Menuju Indonesia Masa Depan. Pak Sumardijono akan tampil dengan materi “Program Pemberdayaan dan Pembangunan Institusi Berbasis Komunitas” – Best Practise, Prospektus dan Dilematikanya.
Memasuki ruang Binakarna dan kemudian duduk di barisan pertama, badan terasa beda. Bergetar. Lutut gemetaran. Mungkin pengaruh AC. Setengah jam dan 1 jam kemudian, badan  masih tetap gemetaran. Detak jantung juga lebih cepat. Emosi mulai terlibat. Rupanya perlu sosok lebih untuk hadir dalam acara tersebut.
Seminar dimulai pukul 9.30 WIB dengan Diskusi Panel Pertama yang menghadirkan 3 narasumber. Diawali oleh Prof Dr. Robert. M.Z. Lawang, kemudian Prof. Dr. Gunawan Sumodiningrat dan diakhiri oleh Emha Ainun Nadjib. Materi tentang Mazhab, Flatform dan Teologi pemberdayaan yang disampaikan oleh para nasumber, memberikan tambahan pengetahuan dan menenangkan badan ini yang terduduk di kursi ke-7.
Pada Diskusi Panel Kedua dengan 4 narasumber dan salah satunya adalah Pak Sumardijono, dimulai pukul 13.15 WIB. Nuansa itu hadir kembali. Lutut sedikit bergetar. Emosi mulai bergerak. Ritme jantung meningkat. Beberapa menit kemudian, manakala memperhatikan Pak Sumardijono, suasana berangsur ke titik normal. Bapak dengan 7 cucu itu, duduk dengan tenang bersama 3 narasumber lainnya. Tak tersirat gugup. Pa Sumardijono tampil cool.
Selepas narasumber pertama dan kedua, materi berikutnya disampaikan oleh Pak Sumardijono. Waktu yang diberikan moderator hanya 20 menit. Slide mulai ditampilkan operator. Suara Pak Sumardijono yang lembut mulai menyeruak memenuhi ruangan. Setelah sedikit pengantar dan tegur sapa, yang muncul kemudian adalah petaka. Pak Sumardijono terlalu fokus pada hardcopy. Slide sama sekali tidak diliriknya. Materi disampaikan secara tidak berurut. Slide yang tayang di layar, tidak beranjak. Tetap di halaman 1.
Lutut kembali bergetar. Sedikit emosi. Selanjutnya tak terkendali. Beberapa kali wajah disapu kedua telapak tangan. Jari mulai bergerak ke HP. Berkirim SMS menyuarakan isi hati. 6 SMS diterbangkan. Itulah saat “Energi Dalam” terkuras cukup banyak.
17 menit kemudian, Pak Sumardijono menyelesaikan materinya. Sesi tanya jawab dapat ditanggapi dengan baik. Tepuk tangan diberikan oleh seluruh peserta manakala para narasumber beranjak turun dari panggung. Jabat tangan saya ulurkan pada Pak Sumardijono. Melalui pandangan, saya iringi Pak Sumardiyono untuk menerima plakat dari PT Amythas.
Emosi mulai terkendali. Ketenangan mulai merambah ke seluruh urat nadi. Semua diarahkan pada hati yang penuh dengan kelapangan dan maklum. Menuju jiwa yang dapat mensyukuri atas apa yang dihadapi dan menerima dengan rasa bangga. Menerima apa yang telah terjadi sebagai bagian dari BERANI GAGAL. Melakukan koreksi, kemudian hadir dengan sosok yang lebih baik.
                                                                   Keterangan :
                                                                   1. Saya, Pa Sumardijono (tengah) dan
    H. Fudholy (LKM Perwira).
2. Pak Sumardijono di atas panggung.
3. Pa Sumardjono menerima plakat.

KERUPUK

KERUPUK
Oleh Maryana Ahmad
Koorkot Kota Bekasi OC-4 Jawa Barat

HP bordering. O, teman di masa abu-abu yang sedang berada di Pekan Baru . Cerita banyak hal. Tentang pekerjaan, keluarga dan aktivitas sehari-hari. Sebuah kalimat terus terngiang. “Hebat euy, orang Cililin teh. Bisa makan apa adanya. Bisa makan hanya dengan kerupuk’.
Ya, kerupuk. Siapa yang tidak kenal kerupuk? Aneka jenis, bentuk, ukuran, rupa dan rasa. Ada yang tradisional atau yang sudah dikemas apik sehingga tampil ngetrend, ngejreng dan mentereng. Ada yang bulat, panjang, segi empat, segi tiga dan bahkan ada yang berbentuk bola. Ukurannya bisa kecil, sedang dan gede. Rupanya juga. Bisa putih, merah, coklat, kuning, abu-abu dan ada yang warna-warni. Rasanya? Bejibun. Buanyak. Mulai dari kerupuk dengan rasa biasa, pedas, super pedas, campur abon, dilengketi jengkol, nempel dengan kulit sapi, beraroma udang dilumuri saos, dan segudang rasa lainnya. Pasti ada kerupuk tertentu yang jadi favorit teman-teman. Saya doyan kerupuk abon. Teman-teman?
Sakeudap, mau ke mana arah tulisan ieu?
Pertama, kerupuk telah mendorong sekian banyak orang untuk berkreasi dan bergelut di dalamnya.  Menyusun rencana, berani mencoba (Berani Gagal), bertindak dan berkarya. Perubahan telah banyak dilakukan. Mulai dari penggunaan alat produksi, hingga bahan dan tampilan. Bahan untuk membuat kerupuk mudah didapat, bentuk mudah dirancang, ukuran bisa suka-suka, rasa mudah dibedakan dan harga murah meriah, pasti terjangkau.
Kedua, kerupuk telah menjadi media untuk saling berinteraksi. Antara pemilik pabrik dengan kulakan. Terus mengalir ke tingkat grosiran, toko, warung dan warga. Bisa juga jalur pintas, tim marketing langsung ketemu  warga. Sebuah mata rantai telah terbentuk dengan panjang dan berliku. Kerupuk telah membuka berkah bagi banyak pelaku dan warga. Kerupuk telah menjadi kunci untuk membuka pintu lainnya. Kerupuk juga menjadi media untuk mendatangkan keceriaan, antara lain Lomba Makan Kerupuk di berbagai kegiatan game dan terutama dalam Agustusan.     
Ketiga, kerupuk telah menjadi citra kesuksesan sang inisiator. Hanya dengan kerupuk, sekumpulan warga bisa sukses mengais rezeki di pulau sebrang. Jadi juragan kerupuk. Minimalnya, hidup dapat terus berlangsung. Kerupuk dapat mengubah kesejahteraan pelaku usahanya. Tentu, kesuksesan yang diraih dengan keberanian dan penuh semangat. Jatuh bangun dan mungkin pernah gulung tikar.
Keempat, teman-teman bisa berpendapat beda, berargumen lebih banyak dengan pandangan yang lebih luas, dalam dan detail. Ya, kerupuk yang sederhana itu, bisakah kita meniru mata rantainya? Kerupuk yang renyah itu, bisakah kita meniru dinamisasinya yang panjang dan berliku?
Keterangan : 1. Mesin untuk mempppproduksi Kerupuk (PT Agrowindo). 2. Bawa kerupuk dengan motor. 3. Jemur kerupuk. 4. Lomba Makan Kerupuk.

Dag Dig Dug Komposisi Baru Tim Kota Bekasi

Dag Dig Dug Komposisi Baru Tim Kota Bekasi



Oleh:
Ema Iklima DiniFaskel Ekonomi Tim 7
Kota Bekasi
PNPM Mandiri Perkotaan

Bridging pasca Maret 2011 sangat mempengaruhi atmosfer kegiatan fasilitator khususnya di Kota Bekasi, dimana Tim Advanced dan Tim Reguler kembali bersatu memfasilitasi seluruh kegiatan PNPM Mandiri Perkotaan yang ada di 56 kelurahan.
Dag, dig, dug… Kecemasan dan tanda tanya besar menghantui setiap pikiran personel, akankah saya direkrut kembali? Di manakah lokasi pendampingan nanti? Apa posisi saya selanjutnya?
Kesibukan juga terlihat di tingkatan OC dan Korkot dalam menentukan komposisi tim fasilitator di masing-masing wilayah.
Setelah menunggu selama hampir dua minggu, akhirnya pada Selasa, 12 April 2011, komposisi Tim Fasilitator diumumkan oleh Korkot Bekasi Maryana Ahmad.
Senyuman, tangisan, serta keluhan tanda tidak puas pun keluar dari sejumlah teman setelah mendengar pengumuman itu. Lobi dan negosiasi pun terjadi. Namun, dengan tegas korkot memutuskan komposisi Tim Fasilitator Kota Bekasi tetap.
The show must go on. LKM tetap menunggu pendampingan fasilitatornya. Setelah komposisi diumumkan, setiap tim diwajibkan presentasi tentang visi, misi, strategi dan harapan pendampingan guna mendukung program 100 hari Tim kekorkotan Kota Bekasi. Tak terkecuali Tim 7. Alih kelola dilaksanakan oleh Nurdin (SF), Dede Dewi Indrawati (F-CD) dan Roby Mulyadi (FE) sebagai Tim 7 lama, kepada Purnomo Wahyu Aji (SF), Ema Iklima Dini (FE), Windi (F-IP), Dede Dewi Indrawati (F-CD) sebagai Tim 7 baru.
Pertemuan dengan delapan LKM dampingan Tim 7 pun digelar pada 14 April 2011, dalam rangka lepas sambut tim. Kesan dan pesan dari tiap LKM dampingan pun dilontarkan kepada Tim 7 lama, khususnya kepada SF yang akan dipromosikan menjadi Askot CD wilayah Belitung.
Koordinator LKM Jati Makmur Dumyati mengatakan, dirinya mengerti PNPM Mandiri Perkotaan adalah berkat tim. “Dan, Tim tidak pernah membeda-bedakan status kami di masyarakat,” tegasnya.
Rasa terima kasih pun kemudian dilontarkan oleh Sekretaris LKM Jatiwaringin, “Tim dengan sekuat tenaga berupaya membantu LKM. Pendampingan dilaksanakan hingga pukul 3 pagi, demi menguatkan subtansi dan memotivasi kerelawanan kami.”
Semangat kebersamaan dan semangat untuk maju sangat terlihat di delapan wilayah ini. Harapan kepada Tim 7 baru agar mengoptimalkan potensi yang mereka miliki sangat ditunggu aksinya.
Komitmen untuk terus melanjutkan keberhasilan melaksanakan kegiatan PNPM Mandiri Perkotaan diikrarkan dalam acara ini. Korkot yang ikut hadir dalam acara inipun menjelaskan banyak kegiatan yang akan dilaksanakan pada periode ini, antara lain, kegiatan BLM PNPM Mandiri Perkotaan, PAKET, stimulan daerah (Rp.100 juta per kelurahan), Replikasi PAKET dan Channeling.
Tantangan dan harapan inilah yang membuat kami sadar dan yakin bahwa sebagai pemberdaya sejati, kami harus siap pada posisi apapun dan siap ditempatkan di lokasi manapun. Sebagai pemberdaya sejati, kami juga harus siap meraih uluran tangan masyarakat yang ingin maju dan mandiri mengembangkan potensi yang mereka miliki.
That’s why we are still here. Because we love and proud to join this community. (PNPM Mandiri Perkotaan/P2KP Advanced Kota Bekasi)



Tidak Lagi Khawatir Rumah Roboh

Tidak Lagi Khawatir Rumah Roboh



Oleh:
Ema Iklima DiniAskot MK Kota Bekasi
P2KP Advanced

“Alhamdulillah, kami dapat menikmati hidup secara layak. Kami sekeluarga tidak lagi mengalami bocor di saat hujan. Anak kami pun dapat tidur dengan tenang. Kami juga tidak lagi khawatir rumah akan roboh,” kata Pak Manan, dengan suara terbata-bata dan haru, saat serah terima rehab rumah dari Pakem Griya Mandiri, pada Maret 2011.
Pak Manan adalah Warga RT 3 RW 6 penerima program rehabilitasi rumah tidak layak huni (rutilahu) dari program PAKET III P2KP/PNPM Mandiri Perkotaan yang difasilitasi LKM Bakti Mandiri, Kelurahan Jatisari, Kecamatan Jati Asih, melalui Pakem Griya Mandiri.
Pak Manan merupakan satu dari lima penerima manfaat rehab rumah yang dilakukan Pakem Griya Mandiri. Rehab rumah Pak Manan dimulai 26 Januari 2011 hingga 8 Februari 2011.
Menurut Fasilitator CD P2KP Advanced Kota Bekasi Zaenal Arifin, pelaksanaan rehab rumah menghabiskan dana sejumlah Rp.15 juta, terdiri dari dana BLM sebesar Rp.12 juta dan swadaya masyarakat Rp.3 juta. Rumah berukuran 6 meter x 5 meter milik Pak Manan kini telah memiliki lantai ubin, berdinding rapi dan layak huni.
“Mudah-mudahan rumah ini, dengan kenyamanannya memberikan kesehatan, dapat meningkatkan kualitas pendidikan anak-anak serta mewujudkan keluarga sakinah, mawadah wa rahmah,” ujar Zaenal Arifin.
Pada kesempatan serupa, Fasilitator Teknik Taruna Widi S.K. mengajak sang pemilik rumah untuk menjaga dan memelihara kebersihan serta keindahan rumah. Dia juga menyampaikan asal muasal dan proses rumah ini mendapat bantuan.
Harapannya, kegiatan rehab rumah ini bisa menjadi contoh kepedulian warga yang mampu kepada tetangganya yang masih membutuhkan bantuan.
Berbagai ekspresi penerima manfaat rehab rutilahu di Jatisari saat menerima alih kelola sangat beragam. Nenek Isah pemilik rumah yang berlokasi di RT 01 RW 03, misalnya, menuturkan bahwa ia langsung membersihkan tiap tetes cat yang tercecer di lantai, sambil mengekor langkah tukang yang sedang melakukan pengecatan.
Kegiatan rehab rutilahu ini menjadi suatu kebanggaan dan kepuasan batin bagi pengurus LKM. Hingga kini, LKM telah melakukan rehab rumah sebanyak 16 unit (dari BLM PNPM Mandiri Perkotaan) dan 9 unit (dari PAKET).
Rencana ke depan, terdapat 30 rutilahu dengan penghuni 120 jiwa miskin (PJM Pronangkis 2010 – 2013) yang harus direhab.
Belajar dari 25 unit Rutilahu yang telah direhab, LKM akan berupaya untuk mencari sumber daya lainnya, antara lain melaluichanneling. (PNPM Mandiri Perkotaan/P2KP Advanced Kota Bekasi)
Informasi lebih lanjut, silakan hubungi contact person:
  • Rika (Sekretaris LKM Bakti Mandiri), 021-99649625
  • Novi (Anggota LKM Bakti Mandiri), 021-94144470
Editor: Nina Firstavina

Belajar Membandingkan


Belajar Membandingkan


Oleh:
Maryana Ahmad Korkot Bekasi
         
Jumat, 1 April 2011, menjadi hari yang berbeda. Sejumlah 53 personel akan mendapat mandat untuk pendampingan hingga 31 Desember 2011.
Mandat diterima sebagai bagian dari perjuangan masyarakat Jawa Barat dalam penanggulangan kemiskinan.
Secara resmi PPK Satker, Ir. Ade Subandi menyerahkan Surat Tugas kepada seluruh Korkot di Jawa Barat. Ada yang tetap di tempat semula, ada juga yang berubah.
Terkait perubahan penugasan, serah-terima mandat Korkot Kota Bekasi dilakukan pada 5 April 2011.
Acara dilakukan di sekretariat, dihadiri oleh seluruh personel. Turut hadir PPK Satker Kota Bekasi Dian Hariani.
Sebagai pembawa acara adalah Ena Rodiah dari Tim 2. Setelah pembukaan, Yuliani Purnama Sari dari Tim 1, menyampaikan laporan singkat berkaitan latar belakang, persiapan dan pelaksanaan acara Lepas Sambut Korkot.
Berikutnya Asmandat Helmy Firmansyah memaparkan rapor seluruh Tim, terkait capaian siklus, MK, Infra dan BLM.
Acara dilanjutkan dengan penyampaian kesan dan pesan dari seluruh tim, yang diawali oleh Agus Marsono (Tim 5), dilanjutkan Herdis (Tim 1), Muhammad Nur Ikhwan (Tim 2), Yuyu (Tim 3), Sabam Sirait (Tim 4), Novi (Tim 6)—dengan sebuah puisi; Lalu, Nurdin (Tim 7) dan Taruna (Tim Advanced), yang juga membawakan sebuah puisi.
Kesan dan pesan diakhiri oleh PPK Satker.
Setelah menerima pandangan dari seluruh Tim dan Satker, Korkot Bekasi (Reguler) Yudhi Mauludin menyampaikan tanggapan dan komentar. Materi dengan judul “Belajar Membandingkan” dipaparkan dengan gaya dan idiomnya yang khas.
Belajar membandingkan untuk refleksi dan koreksi terhadap diri, menyikapi kondisi yang dihadapi. Belajar membandingkan untuk sebuah perubahan menemukan jati diri. Belajar membandingkan sebagai upaya dari membangun dari dalam.
Disampaikan pula berita menggembirakan tentang kelahiran anak pertama dari Fajar Maulana (Tim 2) dan rencana pernikahan Dewi dan Rahmad (Tim 5).
Di pengujung materi, ia mengajak seluruh peserta bersedekah dengan berbagai media, antara lain dengan berbagi pengetahuan, keterampilan dan ilmu. Sekecil apapun dan sesederhana apapun. (Korkot Bekasi P2KP Advanced)
Dokumentasi lain:

Helmy Firmansyah sedang menyampaikan rapor PNPM Kota Bekasi.
[Dok. Korkot Bekasi P2KP Advanced

Terbebas dari Jerat Rentenir


Terbebas dari Jerat Rentenir


Oleh:
Yuliani Purnamasari 
SF Tim 01 Kota Bekasi      .
P2KP Advanced
Pinah Sutedi (42 tahun) sudah hampir 20 tahun berusaha menghidupi keluarganya—seorang istri dan dua anak. Namun, selama itu pula, tidak sedikitpun ia bisa menyisihkan sebagian dari penghasilan untuk tabungan atau cadangan risiko.
Sudah beragam usaha dijalaninya, mulai dari berdagang sayur keliling, jasa jual tanah, gorengan maupun kelontong, tapi apa daya, kehidupan berjalan penuh dengan kecemasan ketika menyadari di jam dan waktu tertentu, ia sudah harus menyiapkan setoran guna memenuhi tagihan para rentenir, yang saat itu berjumlah 3 - 4 orang.

Satu tagihan berkisar antara Rp20.000 - Rp30.000, berarti total setoran yang harus disiapkan mencapai Rp110.000 - Rp130.000 per hari!
Jika dagangan cukup ramai, semua tagihan itu bisa terpenuhi. Seringnya ia malah harus memutar otak dan mencari tambahan usaha lain ketika usaha rutin yang sudah dijalani sepi pembeli dan tidak mencapai target.
Upaya yang bisa dilakukan adalah mengambil setoran dari modal usaha yang dimiliki. Akhirnya, sudah pasti modal yang terpakai sangat lama untuk kembali lagi. Yang sering terjadi adalah modal habis dan usaha terhenti. Begitu yang selalu terjadi setiap hari. Yang tersisa hanya lelah dan kemuraman seiring malam semakin larut. Kerja keras dilakukan, doa pun tak terhenti diucapkan, agar mendapatkan kehidupan yang lebih baik, tapi semua hanya terasa bagai impian saja.
Salah seorang tetangga dekat Bapak Pinah adalah Ibu Indrawati, yang dikenal dengan nama Ibu Tulus. Beliau adalah Koordinator BKM Rasa Asih periode 2008 – 2011. Beliau merasakan betul kesulitan tetangganya itu.
Dibantu dua orang relawan di RW 04, beliau berinisiatif mengajukan pinjaman KUR ke BRI, tepatnya setelah mendapatkan sosialisasi dari Forum BKM Kota bahwa BKM/LKM bisa langsung mengajukan pinjaman dalam bentuk perorangan atau kelompok ke BRI guna mendapatkan dana KUR.
Beruntung upaya ini disambut baik, bahkan segera direalisasikan oleh BRI Unit Jatikramat, pada 12 April 2011. Bapak Pinah berhak mendapatkan dana KUR BRI sebesar Rp5 juta, tanpa jaminan. Pinjaman KUR diberikan secara seremonial di Aula Kelurahan Jatirasa, dihadiri Lurah Jatirasa H. Sujito, beberapa orang pimpinan kolektif BKM Rasa Asih serta para relawan.
Saat ini usaha yang sedang dijalani Bapak Pinah adalah berjualan nasi uduk, dibantu istri dan seorang keponakan. Pinjaman sebesar Rp5 juta itu dialokasikan sebagai berikut, Rp 3,5 juta digunakan untuk menutup semua sangkutan ke rentenir, Rp1 juta untuk tambahan modal usaha, asuransi Rp 94.000 dan untuk kas UPK sebesar Rp100.000 (sebagai modal yang akan digulirkan untuk para peminjam usaha kecil). Sisa pinjaman sebesar Rp306.000 disimpan sebagai cadangan resiko.
Pendapatan bersih Rp 150.000 bisa didapatkan sehari dalam kondisi penjualan normal. Kalau ramai, bisa lebih. Tentu Pak Pinah harus pandai-pandai menyisihkannya guna memenuhi kewajiban cicilan ke BRI sebesar Rp467.230 per bulan selama jangka waktu pinjaman 12 bulan, dengan bunga 1,025%
Kini kehidupan berjalan normal kembali. Setidaknya Pak Pinah bisa beristirahat dan berpikir tenang setelah sehari penuh bekerja keras. Beruntung pula anaknya yang sulung sudah bekerja. Pak Pinah beserta istri dan si bungsu dapat menikmati hasil kerja kerasnya selama ini. Tekadnya pun bulat untuk tidak berurusan dengan rentenir lagi.
Baginya, itu bagian dari masa lalu. Saat ini Pak Pinah hanya ingin menyongsong masa depan menjadi lebih baik sambil membesarkan si bungsu hingga berhasil mencapai cita-cita yang tak pernah Pak Pinah raih.
Bagian yang terpenting dalam hidupnya adalah agar kehidupan anak-anaknya harus lebih baik daripada dirinya. Ia berharap semoga selalu diberikan kesehatan, agar bisa bekerja dengan semangat dan tenang.
Tentu di luar sana masih banyak Pak Pinah-Pak Pinah lain dengan hidup yang mungkin lebih sulit dari Pak Pinah di atas. Kami berharap agar mereka semua bisa terbebas dari jerat para rentenir. (Korkot Bekasi P2KP Advanced)
Informasi lebih lanjut terkait artikel ini, silakan hubungi:  
  • Yuliani Purnamasari (SF Tim 01 Kota Bekasi), HP. 081572058428
  • Ibu Indrawati/Tulus (Koordinator BKM Rasa Asih), HP. 081806755995.

Jumat, 10 Juni 2011

Tuhan Maha Adil

Tuhan Maha Adil 


Oleh:
Maryana Ahmad Korkot Bekasi
P2KP Advanced           

Dalam rangka HUT ke-14 Kota Bekasi dan Hari Pendidikan Nasional, LKM Bina Mandiri Kelurahan Jatikramat Kecamatan Jati Asih Kota Bekasi menggelar Bazaar Amal dan Lomba dalam rangka Gebyar PJM Pronangkis.
Acara dilaksanakan di halaman kantor kelurahan, pada Sabtu, 30 April hingga Ahad, 1 Mei 2011. Persiapan yang dilakukan sekitar tiga bulan.
Pada Januari – Maret 2011, yaitu periode penuh dengan kegiatan pemanfaatan BLM, LKM Bina Mandiri menyempatkan diri berbenah. Diawali dengan pembentukan panitia, identifikaksi lembaga mitra, penyusunan RKTL, pembuatan dan penyebaran proposal.
Di bawah kendali Mohamad Ali, selaku Koordinator, LKM Bina Mandiri bergandengan mesra dengan pihak kelurahan, yang dikepalai oleh Drs. H. Andi Mulyono. Dalam kepanitiaan itu terlibat juga perwakilan dari LPM dan PKK Kelurahan Jatikramat.
Sabtu, 30 April 2011, setelah cukup lelah menempuh perjalanan Bandung – Bekasi dengan Bus Primajasa, suasana Bazaar sudah terasa di ujung jalan menuju lokasi kegiatan. Di jalan Jati Asih - Pondok Gede, saya menemukan baliho berukuran cukup besar, terpasang kuat di sebelah kiri sebelum masuk ke jalan Jatikramat.
Di sepanjang jalan menuju TKP, aneka umbul-umbul dan spanduk terpasang, meski tidak terlalu banyak. Umbul-umbul Lytacur, Entrostop, Indosat, BNI, LKM Bina Mandiri, bahkan tidak ketinggalan umbul-umbul dari RT dan RW. Sepuluh meter jelang kantor kelurahan, area parkir dipenuhi puluhan motor yang tersebar di dua titik.
Pukul 09.05 WIB, saat memasuki area kantor kelurahan, Bapak Ngadiran, salah seorang anggota LKM menyambut dan menjabat tangan saya. Bahkan beliau memberikan sebuah pelukan. “Terima kasih atas segala bimbingannya,” katanya, penuh semangat.
“Ya, Pak. Selamat, ya. Hebat. Bagus,” saya membalasnya.
Sejenak kemudian, saya berkeliling. Mengamati seluruh stan yang ada. Tenda di sebelah kanan, diawali stan Merdeka Motor dengan aneka produknya dari Honda. Stan Lytacur, Indosat, Greenlite, BNI, Biopori LKM Bina Mandiri. Selanjutnya tenda di sebelah kanan dan dekat aula, terdapat stan dengan aneka produk dari KSM dan perwakilan RW. Produk yang dijual antara lain makanan, minuman, busana, aksesoris, boneka, tas, es krim, bakso dan teh poci.
Di Aula Kelurahan, terdapat 15 meja yang diisi tumpeng dari perwakilan RW. Pengamatan dihentikan di Mushala. Saya dan Helmy menyantap nasi uduk jualan salah satu stan. Nasi uduk terasa nikmat karena diiringi alunan musik dari panggung utama yang menggunakan 3 set sound system.
Setengah jam kemudian, di dekat stan Busana Muslim yang sedang merapikan jualannya, dan stan penjual bakso yang dikerumuni remaja SMP yang tampak kelelahan usai mengikuti Lomba Gerak Jalan, Koordinator LKM menghampiri saya.
Obrolan pertama adalah terkait kabar diri masing-masing. Kemudian Pak Ali menyampaikan permohonan maaf apabila dalam pelaksanaan acara tersebut kurang koordinasi dan hasilnya masih banyak kekurangan. Saya menanggapinya dengan menyatakan bahwa acara tersebut bagus dan layak untuk ditiru oleh kelurahan lainnya. Tak lupa saya sampaikan ucapan selamat.
”Saya merinding, Pak. Berlangsungnya acara ini dan dilanjut esok hari, sungguh di luar dugaan saya. Beberapa kali saya jadi panitia Agustusan, belum pernah dananya terkumpul dan mencapai sejumlah lima juta rupiah. Tapi dalam acara ini, partisipasi dari berbagai pihak, mengalir demikian mudahnya. Tuhan Maha Adil,” ungkapnya. (P2KP Advanced Kota Bekasi)
Dokumentasi lain:
Editor: Nina K. Wijaya

Kamis, 07 April 2011

“ALHAMDULILLAH....JALAN KAMI TIDAK BECEK LAGI!!!”

“ALHAMDULILLAH....JALAN KAMI TIDAK BECEK LAGI!!!”

Kelurahan Jatisari, yang terletak di Kecamatan Jatiasih dengan titik koordinat 6,30 LS dan 1070 BT dan berbatasan langsung dengan sebelah Timur Kelurahan Jatiranggon, sebelah Barat Kabupaten Bogor, sebelah Selatan Kelurahan Jatirangga dan sebelah Utara Kelurahan Jatiluhur,merupakan salah satu wilayah yang penduduknya mayoritas bermata-pencaharian di bidang perdagangan. Sebagian besar pedagang di Kelurahan Jatisari berjualan keliling yang setiap harinya membutuhkan akses jalan. Namun, karena masih banyaknya jalan di wilayah Kelurahan Jatisari berupa tanah, sehingga setiap kali hujan turun jalan-jalan becek dan sulit untuk dilalui. Membuat para pengguna jalan apalagi para pedagang terhambat kegiatannya.
Tidak heran jika masyarakat Kelurahan Jatisari mengangkat masalah perbaikan jalan sebagai isu sentral dalam pembangunan di bidang lingkungan. Maka, ketika BKM Kelurahan Jatisari mendapat Program Penanggulangan Kemiskinan Terpadu (PAKET) Tahap II, masyarakat segera mengusulkan perbaikan jalan sebagai prioritas utama sesuai yang tercantum dalam Program Jangka Menengah (PJM) Pronangkis. Kemudian, masyarakat bersama BKM membentuk Panitia Kemitraan (PAKEM) yang beranggotakan 12 orang. Terdiri atas tokoh masyarakat, BKM, karang taruna, PKK, LPM, Pemerintah Kelurahan dan Dinas setempat. Mereka sepakat menamai PAKEM Margasari 1.
PAKEM Margasari 1, dibantu Dinas setempat melakukan survai dan pengukuran di lapangan guna memperoleh gambaran untuk penyusunan proposal. Dalam survai tersebut dihasilkan empat titik pengerjaan perbaikan jalan yang berada di empat RW, yaitu RW 02, RW 03, RW 05 dan RW 06 dengan kebutuhan biaya total Rp. 187.000.000. Sumber dana yang digunakan terdiri dari dana PAKET sebesar Rp.93.500.000 ditambah swadaya sebesar Rp.18.700.000 dan APBD Kota Bekasi Rp.74.800.000. Volume kegiatan mencakup 1.050 x 2 x 0,10 m.

Dana swadaya masyarakat sebagian besar dalam bentuk non-tunai, seperti tenaga kerja, sumbangan material bahan bangunan dan juga konsumsi selama pengerjaan perbaikan jalan. Ini disebabkan karena pengerjaannya dilakukan dalam bentuk gotong-royong antara panitia dengan masyarakat. Lama pengerjaan sekitar satu bulan.
Pelaksanaan kegiatan PAKEM Margasari 1 diawali dengan peletakan batu pertama oleh Wakil Walikota, DR. H. Rahmat Effendi, M.Si pada 21 Januari 2010. Acara dihadiri oleh Staf Ahli Walikota, Satker, Dinas, Pokja PAKET, Camat dan seluruh Lurah di wilayah Kecamatan Jati Asih. Acara juga dimeriahkan dengan sambutan siswa SDN III Jatisari dan Tim Marawis RW 2. Kehadiran Wakil Walikota dan pejabat lainnya, memunculkan semangat, keyakinan dan kebanggaan pada BKM dan PAKEM serta umumnya pada masyarakat kelurahan Jatisari.
Melalui 4 tahapan pencairan, yaitu pada 16 Januari 2010 (Penarikan I), 26 Januari 2010 (Penarikan II), 5 Februari 2010 (Penarikan III) dan 22 Februari 2010 (Penarikan IV), 4 titik kegiatan jalan lingkungan di 4 RW dapat kami selesaikan. Hasilnya cukup membanggakan. Pengerjaan perbaikan jalan dalam PAKET II ternyata melebihi target awal. Yakni, terjadi pengembangan sepanjang 50 meter (setara biaya Rp. 8 juta). Perbaikan jalan ini melewati sekitar 440,5 meter tanah masyarakat yang sepakat dihibahkan dengan nilai Rp.135.525.000. Sehingga, total swadaya yang direalisasikan senilai Rp.179.038.000, dari yang semula direncanakan berjumlah Rp.18.700.000.
Dengan terbangunnya sebagian sarana jalan di wilayah kami, kini warga Kelurahan Jatisari tidak khawatir lagi apabila hujan turun.
BKM BAKTI MANDIRI
Drs Subagyono (021 – 95232215)
Rika Kartika (021 – 99649625)
Kelurahan Jatisari Kecamatan Jatiasih Kota Bekasi.

OUT OF THE BOX


Come Out Of The Box. Raises ideas. Be creative. Make something different and more valuable. Salah satunya dalam acara Peletakan Batu Pertama. Pemikirannya, membuat acara tersebut beda dari biasanya.Tidak sama dengan yang umum terjadi, yaitu melulu dengan laporan dan sambutan kemudian di lokasi proyek meletakkan paving, batu belah, batu bata atau adukan pasir dan semen. Selesai.
Kegiatan rehab Rutilahu di kelurahan Durenjaya dilaksanakan melalui PNPM MP dan PAKET. Hingga saat ini telah direalisasikan 40 unit, 24 unit melalui PAKET dan 16 unit melalui PNPM MP. Rehab Rutilahu menjadi prioritas pertama dalam Renta dan Program Kerja LKM Durenjaya dan sangat didukung oleh Lurah Durenjaya. Melalui PAKEM Griya Firdaus, LKM Durenjaya melakukan rehab Rutilahu (Rumah Tidak Layak Huni) sejumlah 14 unit dalam PAKET III. Total pendanaan Rp. 198.000.000 dengan rincian Rp. 64.000.000 (PAKET), Rp. 76.000.000 (APBD) dan Rp. 58.000.000 (Swadaya).
Peletakan batu pertama kegiatan rehab Rutilahu (Rumah Tidak Layak Huni) PAKET III kelurahan Durenjaya kecamatan Bekasi Timur, rencananya akan dilaksanakan pada 27 Januari 2011. Penjadwalan mengalami perubahan terkait padatnya agenda pihak pemkot. Mundurnya jadwal tersebut, memberikan peluang pada LKM dan Tim Adv untuk melakukan loby pada pihak Entrostop, mitra dalam Soskamzar. Selanjutnya Pokja PAKET menetapkan Lounching Rutilahu Durenjaya dilaksanakan pada 5 Februari 2011.
Pada 1 Februari 2011, bertempat di teras Masjid Al – Maghfiroh RT 4 RW 6, dilakukan rapat kecil. Dihadiri LKM, PAKEM Griya Firdaus, Pengurus RT dan RW serta pelaksana proyek, rapat menghasilkan beberapa kesepakatan. Haji Epi bertanggung jawab untuk menyediakan 1 unit tenda. Mulyana selaku ketua PAKEM Griya Firdaus, akan mengerahkan 50 siswa SDN Durenjaya III. PAUD Al – Maghfiroh yang dikepalai oleh Ibu Imas, akan menurunkan 30 siswa dalam kegiatan lomba mewarnai. Slamet, staf kelurahan, bertanggung jawab dalam pengadaan bambu untuk umbul-umbul dan soundsystem. Para Ketua RT dan RW, bertugas untuk mendatangkan warga dan Tim Marawis dari majelis taklim setempat.
Pada 3 Februari 2011, dilakukan pemasangan umbul-umbul, banner dan spanduk. Umbul-umbul PNPM MP hasil Soskamzar, terpasang mulai dari awal Jalan Ampera Gang Padat Karya. Spanduk PAKET menjadi backrop di teras Masjid Al – Maghfiroh, tempat utama berlangsungnya acara. Bendera kecil “Ayo Peduli Membangun Bumi Patriot” sejumlah 50 pcs, disiapkan oleh Tim Adv untuk dikibarkan oleh para siswa.
Di bawah rintik hujan, 5 Februari 2011, Wakil Walikota DR. H. Rahmat Effendi, M.Si hadir beserta tamu lainnya. Turut hadir, yaitu Camat Bekasi Timur, SKPD dan DPRD. Kehadiran mereka disambut lambaian para siswa yang mengenakan seragam pramuka dan shalawat nabi yang dibawakan oleh Tim Marawis RW 6. Acara dimulai dengan laporan LKM, laporan Pokja PAKET, sambutan dan arahan Wawako. Acara ditutup dengan doa yang dibawakan oleh alim ulama RW 6.
Usai acara, Wawako berkenan meninjau kegiatan lomba mewarnai. Beliau melakukan sedikit dialog dengan salah satu peserta. Selanjutnya Wawako dan tamu lainnya mengunjungi rumah Ibu Uki Tukiyem, 1 dari 3 rumah yang direhab di RW 6. Taruna Widi Sakti Kalijaga, Fasilitator Teknik Tim Adv dan Mulyana memberikan penjelasan pada Wawako terkait kegiatan rehab tersebut. Sebelum meninggalkan lokasi, Wawako menyempatkan diri untuk melakukan neplok pada dinding rumah Ibu Uki Tukiyem.
Pada pukul 10.30 WIB, selepas Wawako dan tamu lainnya meninggalkan RW 6, acara dilanjutkan dengan game, kuis dan serah terima bantuan dari Entrostop. Muhammad Irsyad selaku Koordinator Lapangan, menyerahkan dana sejumlah Rp. 600.000 untuk rehab Rutilahu, souvenir 5 set, kaos 10 pcs, alat tulis 30 set dan piala pada peserta lomba. Pihak BNI yang datang di pengujung acara, diwakili Hika Kurnia Virgiantono – staf Marketing, juga berkenan menyerahkan 7 set souvenir pada LKM.
In rain, we pray, in order to do more for the community. Any kind is that simple.

SOSKAMZAR DALAM MIMPI


(Tersisa dari Soskamzar – Catatan 2)
Mimpi pertama dialami koorkot Tim Adv. Selepas pertemuan dengan Kepala Pemasaran Bank Jabar Banten Syariah pada 21 Oktober 2010, peristiwa tersebut rupanya terbawa tidur. Suatu hari koorkot diminta datang ke bank tersebut. Sungguh sebuah anugerah, pihak bank menambah partisipasinya dalam kegiatan Soskamzar yang akan digelar di 8 kelurahan, yaitu dana senilai Rp. 5 juta (dalam bentuk ribuan dimasukkan dalam sebuah tas ransel) plus 10 karung beras untuk sembako murah. ”Silakan bapak bawa. Beras tersebut juga suatu bentuk partisipasi kami dalam Soskamzar”demikian disampaikan pegawai bank. ”Tapi belum diberi merk atau tulisan. Gimana jika ditulis saja ’Maryana Ahmad’?
Tas ransel berisi uang Rp. 5 juta dan beras dibawa koorkot. Begitu keluar dari bank, koorkot berjumpa dengan H. Fachrurraji, koordinator BKM Seruni kelurahan Sukatani kecamatan Cimanggis. Terjadilah obrolan yang cukup panjang. Maklum, perjumpaan terakhir adalah November 2001 saat koorkot pertama kali bertugas P2KP di Kota Depok. Sang BKM berbaik hati mau mengantar koorkot menuju kostannya menggunakan sepeda motor bak yang dikendarainya. Tiba di mulut gang, koorkot tersadar bahwa tas ransel tertinggal. Dimintanya sang BKM untuk kembali ke lokasi semula. Selanjutnya, koorkot terbangun dari tidurnya. Tas ransel berisi uang hilang di alam mimpi.
Mimpi kedua dialami Zaenal Arifin (Fasilitator CD) dan Taruna Widi Sakti Kalijaga (Fasilitator Teknik). Tim Adv sedang berjibaku bersama panitia Soskamzar di kelurahan Jatiwaringin pada Jumat, 26 November 2010.Setelah menyiapkan berbagai hal, Taruna pulang lebih awal menuju basecamp. Beberapa jam kemudian, keduanya telah terlelap dalam tidurnya. Di larut malam, secara tidak sengaja, keduanya berpapasan di area dapur di depan pintu wc. “Lho, Pa Zae udah pulang toh” demikian kata Taruna. Pa Zae merasa heran, “Lha, tadi kan yang buka pintu Taruna. ”O ya!!”Keduanya kembali tidur. Esok harinya, Pa Zae bercerita bahwa dia begitu bahagia manakala dirinya sudah berada di Basecamp. Hal tersebut berawal dari kejadian di Jatiwaringin yang terbawa mimpi, yaitu kebelet pipis. Estela yakin bahwa dirinya sudah ada di basecamp, ia segera ke WC dan kemudian berpapasan dengan Taruna.
Mimpi ketiga dialami SF Tim Adv. Sudah maklum bagi yang lainnya, jika ada kegiatan malam, sang SF pamit paling awal untuk kembali pulang. Sang SF baru sembuh dari sakitnya, yaitu gejala demam berdarah sehingga trombositnya sering turun. Jelang Soskamzar di kelurahan Arenjaya yang dilaksanakan pada 4 Desember 2010, Tim Adv siaga hingga dini hari terkait belum datangnya mitra dari Entrostop yang akan memasang tenda, spanduk dan umbul-umbul. Hingga tengah malam, pihak Entrostop belum muncul. Akhirnya, Zaenal Arifin, fasilitator CD ditanam di lokasi. Sang SF menuju basecamp. Beberapa menit kemudian sudah lelap dalam tidurnya hingga muncul sebuah igauan “Taruna tolong bukakan pintu. Pa Zae ada di luar”. Sebuah kekhawatiran dari sang SF, sementara Zaenal sudah tertidur lelap di sebelahnya. Demikian tutur Taruna yang sempat terganggu tidurnya dengan igauan sang SF.

SOSKAMZAR DALAM CITA-CITA


(Tersisa dari Soskamzar – Catatan 3)
Setelah tergambar keyakinan bahwa Soskamzar dapat digelar di 8 kelurahan, pilihan harus diambil. Soskamzar akan digelar di setiap akhir pekan, yaitu hari Sabtu dan Minggu. Teknical meeting untuk setiap kelurahan harus dilaksanakan minimal H-3. Pemasangan tenda, spanduk, umbul-umbul dan perlengkapan lainnya, harus disiapkan H-1 dan terkadang sampai dini hari. Mobilitas Tim Adv di bulan November mencapai titik tertinggi. Hari Jumat di kelurahan A, hari Sabtu Soskamzar di kelurahan A dan persiapan Soskamzar di kelurahan B, kemudian hari Minggu Soskamzar di kelurahan B. 20 dan 21 November, 27 dan 28 November, serta 4 dan 5 Desember merupakan 6 hari terberat karena Soskamzar dilaksanakan berurut.
Spanduk, umbul-umbul, baliho, stiker dan bentuk iklan di berbagai tempat, selalu diplesetkan dengan agenda Soskamzar. Angkot No. 2 jurusan Bekasi – Pondok Gede, di kaca belakang terpasang stiker iklan Bazaar Bangunan. Sebuah pasar memasang iklan Bazaar Murah bahan sembako. Sebuah mall memasang iklan Obral HP. Sejauh mata dilepaskan, maka tampilan yang ada hanya ”SOSKAMZAR”.
Kesibukan Soskamzar, ternyata memberikan dampak positif pada Tim Adv. Kreativitas Zaenal Arifin, Fasilitator CD, untuk menjadi seorang FOTOGRAFER semakin terasah. Soskamzar seolah menjadi media baginya untuk semakin mantap dan handal dalam memegang kamera. Mengabadikan berbagai kegiatan dari berbagai sudut dan dengan beragam gaya melakukan jepretan mautnya.
Dampak positif berikutnya, dirasakan oleh Siti Umamah, fasilitator MK. Cita-citanya di masa kecil, menjadi guru, tersalurkan secara maksimal dalam Soskamzar melalui Lomba Mewarnai, Puisi dan Busana. Pembuatan nametag bagi setiap peserta dan penjurian, dilakukannya dengan sepenuh hati.
Bagi Taruna Widi Sakti Kalijaga, Fasilitator Teknik, kehandalannya dalam aplikasi semakin liar. Bersama koorkot, berbagai media Soskamzar, yaitu stiker, leaflet, spanduk dan umbul-umbul adalah kreasinya.
Lain halnya bagi Purnomo Wahyu Aji, sang SF. Soskamzar menjadi pelampiasannya untuk menjadi MC di panggung terbuka. Duet bersama panitia setempat ia lakoni di kelurahan Jatiwaringin, Jatisari, Jatiraden dan Margajaya. Heboh dan noraknya sang SF, sungguh luar biasa. Layak mendapat lima jempol. Hehe.
Lantas apa dampak yang dirasakan oleh Erfan Susanto, askot Infra? O lala, ia menyimpan bakat terpendam untuk menjadi seorang kameramen dalam sebuah film. Handycam yang dimilikinya, menjadi senjata andalan yang selalu dibawanya dalam kegiatan Soskamzar. Eiit, ternyata ia hanya menjalankan profesinya di 3 kelurahan. Di gelaran Soskamzar terakhir, ia tersungkur sakit karena terlalu capek setelah mengikuti game Fatigon Spirit.
Apa yang dilakukan Yandi Nugraha, asmandat Tim Adv. Ternyata ia piawai membawa Kotak Peduli Mentawai dan Merapi. Meski hanya hadir di 5 kelurahan, keuletannya berbuah. Dalam kondisi badan yang kurang fit sekalipun, Yandi bergerilya dari satu stan ke stan lainnya. Berhadapan dengan satu peserta untuk kemudian menghadapi peserta lainnya. Dari satu titik ke titik lainnya dalam area Soskamzar. Bersama Agung Santoso, askot Infra PNPM MP, ia berhasil menghimpun dana sejumlah Rp. 1.380.000.
Sudah semua? O, ada yang belum. Ema Iklima Dini, askot MK Tim Adv. Soskamzar bagi ibu berkarir di PNPM diawali dari UPK ini, adalah sebuah pusat belanja yang demikian luas. Sponsor yang akan hadir dalam Soskamzar, pintu yang harus dilalui adalah dirinya. Penghimpunan dana selama Soskamzar, adalah tugas utamanya. Aliran berbagai hadiah dan souvenir dari setiap sponsor merupakan tugas tambahannya. Ia piawai mengelola keuangan. Melalui Soskamzar, sosok Sri Mulyani tampak dalam dirinya. Hmmm...

SOSKAMZAR DALAM KEBERSAMAAN


(Tersisa dari Soskamzar – Catatan 4)
Awalnya seperti sebuah paksaan. Padahal jelas sebuah kebutuhan dari selururh rangkaian yang mesti dijalani masyarakat dalam sebuah aksi penanggulangan kemiskinan. Awalnya adalah sebuah keniscayaan. Padahal jelas beragam kegiatan yang sifatnya pengumpulan massa sudah terbiasa dilakukan oleh masyarakat. Awalnya adalah sebuah cibiran. Padahal jelas sebuah tantangan yang dapat menghasilkan berbagai dampak dan pengaruh bagi siapapun yang di dalamnya melibatkan diri secara total, Pelibatan diri dengan penuh kesadaran dan ikhlas.
Adalah cita-cita bahwa Soskamzar harus terus berlanjut. Apapun bentuknya dan kapanpun waktunya serta di kelurahan manapun tempatnya. Satu hal, pelaksana utamanya adalah masyarakat yang dimotori oleh BKM. Melalui Soskamzar telah terjalin silaturahim dan keceriaan. Terlepas ada kekurangan di berbagai hal. Sisi profesionalisme dalam sebuah event sudah dapat ditangkap oleh masyarakat, khususnya BKM. Pembelajaran tentang pentingnya sebuah perencanaan, menjadi bekal berharga dalam merangkai langkah selanjutnya. Pembelajaran tentang bagaimana pentingnya dan sangat besar pengaruhnya dari sebuah ‘benih kebaikan’ yang telah kita tanam. Sebuah benih kepercayaan.
BKM Jatiwaringin dapat menggelar Lomba Masak Bersama Forvita Margarine. Kegiatan dilaksanakan pada 4 Desember 2010. Bertempat di area kantor kelurahan, lomba diikuti oleh lebih dari 30 pasang peserta. Menu yang dilombakan adalah Menu Tahu, Tempe dan Nasi Goreng.
BKM Rasa Asih kelurahan Jatirasa kecamatan Jati Asih, lokasi non PAKET, tidak mau ketinggalan. Peninjauan kegiatan Soskamzar yang digelar BKM Bakti Mandiri kelurahan Jatisari, berbuah kemauan untuk menggelar RWT dalam kemasan beda. Ada rembug di dalam ruangan dan kemeriahan di luar ruangan. Di Sabtu, 18 Desember 2010, acara digelar. Perencanaan yang tidak optimal, mengakibatkan kegiatan di luar ruangan tidak berjalan dengan maksimal. Peserta Lomba Mewarnai dengan sponsor Stimuno, hanya diikuti 16 peserta. Panitia harus mengganti produk yang telah disiapkan. Lomba Masak bersama Forvita Margarine gagal dilaksanakan. Pihak Forvita yang telah memasang tenda, soundsystem, kompor, alat memasak, organ tunggal, spanduk, umbul-umbul dan perlengkapan lainnya, menuntut balik pihak panitia. Acara serupa dengan pembiayaan sepenuhnya ditanggung pihak BKM, harus digelar pada Desember 2010. Tidak boleh lepas untuk dilaksanakan di 2011.
Bersama Forum BKM kecamatan Jati Asih, BKM Rasa Asih dapat menggelar kegiatan Lomba Masak bersama Forvita. Perbaikan telah dilakukan. Persiapan lebih matang. Acara dapat digelar pada 25 Desember 2010. Diikuti lebih dari 50 pasang peserta, acara dibuka oleh Sekretaris Lurah Jati Asih. BKM sekecamatan Jati Asih jadi peserta. Tidak ketinggalan Tim PNPM dan Adv turut pula menjadi peserta. Usai acara, Forvita menyatakan kepuasannya.
Hiruk pikuk Piala AFF 2010, dibidik BKM Durenjaya dengan menggelar Nonton Bareng di area kantor kelurahan. Acara digelar pada 29 Desember 2010 selepas kegiatan RWT. Lomba Tarik Tambang, game, kuis dan doorprize menjadi daya tarik tersendiri selain layar lebar yang telah terpasang di atas panggung. Acara digelar pukul 16.00 WIB. Dalam Lomba Tarik Tambang, Tim Kelurahan menjadi juara, mendapat hadiah uang sejumlah Rp. 100.000. Tim Ojeg menjadi Runner Up dengan hadiah uang sejumlah Rp. 50.000. Sementara Tim Adv, tidak dapat berbuat banyak. Takluk 2 : 0 di tangan Tim kelurahan. Selepas maghrib, massa mulai menyemut. Jualan sponsor berupa Fatigon Spirit, C-Plus dan Mixagrip diburu warga. Hadiah berupa HP, payung, Jam dinding, tas ransel, tas pensil dan mug menjadi daya tarik. Meski Tim Garuda menang 2 : 1 dan tidak jadi juara, warga tetap puas karena dapat hiburan dan berbagai hadiah.
Melalui Soskamzar, banyak senyum yang terkembang. Meski ada senyum yang tertahan dan tak dapat dilepaskan, sebuah ungkapan kecewa pada juri karena tidak juara atau pada pihak sponsor karena tidak terpilih untuk mendapat doorprize dalam sebuah undian. Melalui Soskamzar, banyak tawa dan canda yang lepas bebas. Terhibur dengan guyonan dan atraksi yang digelar oleh panitia dan sponsor. Melalui Soskamzar, terbentuk sebuah kegiatan ekonomi. Umpama pasar kaget yang ternyata masyarakat dapat melaksanakannya dengan beragam kegiatan. Melalui Soskamzar, ungkapan akhir dari seorang warga menjadi demikian berharga dan membanggakan.
“Kami telah mencoba. Kami telah berbuat. Sebatas kami bisa. Selain kami akan dapat BLM, melalui Soskamzar kami dihibur dan diajak untuk ceria. Plus dapat hadiah. Melalui Soskamzar, kebersamaan kami semakin kuat. Kekompakan kami semakin nyata. Terima kasih atas Soskamzar yang sudah dilaksanakan di kelurahan kami”.
Ke depan, terbersit agenda besar. Tunggu tanggal mainnya.

NONTON BARENG FINAL AFF 2010


Kelurahan Durenjaya Kecamatan Bekasi Timur Kota Bekasi, di 29 Desember 2010, menggelar 3 acara sekaligus. Rapat Minggon, Rembug Warga Tahunan (RWT) BKM Durenjaya dan Nonton Bareng Final AFF 2010.
Dalam Rapat Minggon yang dilaksanakan pada pukul 09.00 WIB,Sekretaris Lurah, Ibu Fitri menyampaikan informasi adanya kegiatan RWT BKM Durenjaya dan Nonton Bareng. Informasi ini disambut antusias oleh seluruh peserta rapat.
Selanjutnya dalam RWT yang dilaksanakan pada pukul 13.30 WIB, acara dihadiri oleh para Ketua RW, RT, KSM, PKK, penerima manfaat, tokoh masyarakat, aparat kelurahan dan PJOK Kecamatan, Deden Y. Septiana. Informasi tentang Nonton Bareng, kembali menjadi daya tarik.Ibu Fitri mendukung penuh acara tersebut dan berpesan agar BKM Durenjaya terus meningkatkan kinerjanya serta mempertahankan prestasi yang telah diraihnya.
Acara Nonton Bareng didukung oleh Fatigon Spirit, mitra Soskamzaryang diinisiasi Tim Adv. Persiapan teknis di lapangan, BKM Durenjaya didukung oleh aparat kelurahan, LPM, Tim Adv dan Forum Ojeg kantor kelurahan. Di area parkir, sebuah layar kain, dibentangkan di atas panggung. Soundsytem milik kantor kelurahan siaga di kiri dan kanan panggung. Sebuah meja dengan tivi dan infocus, siaga sekitar 10 meter di depan layar.
Pada pukul 16.30 WIB, Muhammad Ilham, personil Fatigon Spirit, memulai rangkaian acara Nonton Bareng dengan lomba Tarik Tambang. Tim peserta lomba terdiri dari Tim Adv, Tim BKM, Tim Kelurahan dan Tim Ojeg. Masing-masing tim beranggotakan 5 orang.
Sementara Bu Lina, UPK BKM Durenjaya, yang beralih sejenak menjadi SPG Fatigon Spirit, penuh semangat mempromosikan jualannya. “Ayo beli. Fatigon Spirit. Tambah semangat dan semangat lagi. Ada PAKET Rp. 5.000 dengan 1 kupon dan PAKET Rp. 10.000 dengan 2 kupon”.
Gelaran Tarik Tambang, di game pertama mempertemukan Tim BKM dan Tim Ojeg. Skor 2 : 1 untuk kemenangan Tim BKM. Pada game kedua, mempertemukan Tim Adv dan Tim Kelurahan. Hasilnya, 2 : 0 untuk kemenangan Tim Kelurahan. Pada babak final, Tim Kelurahan menaklukkan Tim BKM dengan skor 2 : 1. Sebagai pemenang, Tim Kelurahan mendapatkan hadiah uang Rp. 100 ribu dan Tim BKM mendapat hadiah uang Rp. 50 ribu.
Tepat pukul 19.00 WIB, saat gelaran Final AFF dimulai, GARUDA DI DADAKU, berkumandang. Disuarakan oleh 300 orang lebih. Mulai dari anak ingusan sampai orang tua ubanan. Teriakan dan tepuk tangan bergantian seiring dengan keberadaan si kulit bundar.
Selepas babak pertama, saat penayangan iklan dan serunya para komentator bercerita, Ilham kembali menggelar Lomba Tarik Tambang yang diikuti secara spontan oleh 10 orang yang dibagi dalam 2 tim. Selepas itu, Ilham kembali beraksi dengan memberikan berbagai souvenir Fatigon Spirit bagi warga yang dapat menjawab kuis dan atau melakukan atraksi yang dimintanya.
Lima belas menit kemudian, seluruh warga kembali tertuju pada layar. Seolah sudah dapat diduga, apalagi setelah gagalnya Firman Utina melakukan tendangan penalty, Garuda berhasil ditaklukkan Harimau Malaya. Skor akhir 2 ; 1. Secara kebetulan sama dengan skor final lomba Tarik Tambang.
Hasil tersebut, menyiratkan rasa kecewa. Akan tetapi, terhadap seluruh penampilan Timnas semenjak babak penyisihan hingga babak final, memunculkan suatu kebanggaan dan harapan akan bangkitnya sepakbola di Bumi Nusantara.
Selepas pertandingan usai, Fatigon Spirit kemudian melakukan pengundian doorprize. Jam dinding, payung, botol minuman, tas, kaos dan sebuah HP CDMA, merupakan hadiah yang dapat diraih oleh warga yang telah membeli produk. Total ada 30 unit hadiah. Hadiah HP CDMA, secara kebetulan diraih oleh Ibu Lina, UPK BKM yang di sore hari beralih profesi menjadi SPG Fatigon Spirit.
Pukul 22.30 WIB, seluruh rangkaian acara berakhir. Souvenir dan berbagai hadiah plus gelaran lomba Tarik Tambang telah menjadi bagian lain dalam rangka fasilitasi bagi warga dan aparat kelurahan. Di sisi lain, kegiatan Nonton Bareng menjadi pengalaman yang sangat berharga bagi BKM Durenjaya. Sebuah pembelajaran untuk menjadi EO. Sebuah pembelajaran yang juga membuktikan bahwa di PNPM MP – P2KP, telah dapat mendorong pelakunya untuk Lebih Ceria, Lebih Kreatif dan Lebih Peduli. Atmosfir tersebut akan ada, jika KITA MAU. Atmosfir itu semakin berasa, jika KITA MULAI. Atmosfir itu akan semakin luas, jika KITA MULAI SEKARANG.
Akhirnya, kalau bukan KITA, siapa lagi? Kalau bukan SEKARANG, kapan lagi?
BKM Durenjaya.
Jl, Prof. M. Yamin No. 1 RT 01 RW 06
Kelurahan Durenjaya.
CP : 081318327143, 08568818166, 021 – 8816618.

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | free samples without surveys