Selasa, 14 Juni 2011

KERUPUK

KERUPUK
Oleh Maryana Ahmad
Koorkot Kota Bekasi OC-4 Jawa Barat

HP bordering. O, teman di masa abu-abu yang sedang berada di Pekan Baru . Cerita banyak hal. Tentang pekerjaan, keluarga dan aktivitas sehari-hari. Sebuah kalimat terus terngiang. “Hebat euy, orang Cililin teh. Bisa makan apa adanya. Bisa makan hanya dengan kerupuk’.
Ya, kerupuk. Siapa yang tidak kenal kerupuk? Aneka jenis, bentuk, ukuran, rupa dan rasa. Ada yang tradisional atau yang sudah dikemas apik sehingga tampil ngetrend, ngejreng dan mentereng. Ada yang bulat, panjang, segi empat, segi tiga dan bahkan ada yang berbentuk bola. Ukurannya bisa kecil, sedang dan gede. Rupanya juga. Bisa putih, merah, coklat, kuning, abu-abu dan ada yang warna-warni. Rasanya? Bejibun. Buanyak. Mulai dari kerupuk dengan rasa biasa, pedas, super pedas, campur abon, dilengketi jengkol, nempel dengan kulit sapi, beraroma udang dilumuri saos, dan segudang rasa lainnya. Pasti ada kerupuk tertentu yang jadi favorit teman-teman. Saya doyan kerupuk abon. Teman-teman?
Sakeudap, mau ke mana arah tulisan ieu?
Pertama, kerupuk telah mendorong sekian banyak orang untuk berkreasi dan bergelut di dalamnya.  Menyusun rencana, berani mencoba (Berani Gagal), bertindak dan berkarya. Perubahan telah banyak dilakukan. Mulai dari penggunaan alat produksi, hingga bahan dan tampilan. Bahan untuk membuat kerupuk mudah didapat, bentuk mudah dirancang, ukuran bisa suka-suka, rasa mudah dibedakan dan harga murah meriah, pasti terjangkau.
Kedua, kerupuk telah menjadi media untuk saling berinteraksi. Antara pemilik pabrik dengan kulakan. Terus mengalir ke tingkat grosiran, toko, warung dan warga. Bisa juga jalur pintas, tim marketing langsung ketemu  warga. Sebuah mata rantai telah terbentuk dengan panjang dan berliku. Kerupuk telah membuka berkah bagi banyak pelaku dan warga. Kerupuk telah menjadi kunci untuk membuka pintu lainnya. Kerupuk juga menjadi media untuk mendatangkan keceriaan, antara lain Lomba Makan Kerupuk di berbagai kegiatan game dan terutama dalam Agustusan.     
Ketiga, kerupuk telah menjadi citra kesuksesan sang inisiator. Hanya dengan kerupuk, sekumpulan warga bisa sukses mengais rezeki di pulau sebrang. Jadi juragan kerupuk. Minimalnya, hidup dapat terus berlangsung. Kerupuk dapat mengubah kesejahteraan pelaku usahanya. Tentu, kesuksesan yang diraih dengan keberanian dan penuh semangat. Jatuh bangun dan mungkin pernah gulung tikar.
Keempat, teman-teman bisa berpendapat beda, berargumen lebih banyak dengan pandangan yang lebih luas, dalam dan detail. Ya, kerupuk yang sederhana itu, bisakah kita meniru mata rantainya? Kerupuk yang renyah itu, bisakah kita meniru dinamisasinya yang panjang dan berliku?
Keterangan : 1. Mesin untuk mempppproduksi Kerupuk (PT Agrowindo). 2. Bawa kerupuk dengan motor. 3. Jemur kerupuk. 4. Lomba Makan Kerupuk.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | free samples without surveys